DENPASAR – Pantaubali.com – Munculnya kasus baru Covid-19 dari varian Delta masih terus meningkat, bahkan sudah mencapai lebih dari 1.000 kasus baru per hari. Pada 28 Juli 2021, muncul kasus baru sebanyak 1.452 orang, astungkara yang sembuh mencapai 955 orang, dan yang meninggal sebanyak 44 orang.
Secara akumulatif, sejak muncul Pandemi Covid-19 bulan Maret 2020 sampai 28 Juli 2021, jumlah kasus Covid-19 sudah mencapai 72.555 orang dengan rata-rata penambahan kasus baru mencapai 816 orang per hari, jumlah yang sembuh mencapai 59.424 orang (81,90%), diatas angka nasional = 80,32%, jumlah yang meninggal mencapai 2.060 orang (2,84%), diatas angka nasional = 2,70%, dan jumlah kasus aktif mencapai 11.071 orang (15,26%), dibawah angka nasional = 16,98%. Penambahan kasus baru paling banyak terjadi di Denpasar, Badung, Tabanan, dan Buleleng.
Dari jumlah kasus aktif sebanyak 11.071 orang, yang dirawat di rumah sakit sebanyak 2.253 orang (21,39%), di karantina terpusat sebanyak 1.495 orang (13,50%), dan isolasi mandiri sebanyak 7.323 orang (66,14%). Terlihat bahwa yang melakukan isolasi mandiri di rumah sangat tinggi, yang berpotensi terjadi penularan Covid-19 dalam klaster keluarga dengan sangat cepat yang menjadi ciri penularan jenis Covid-19 varian Delta sehingga jumlah kasus harian meningkat cepat.
Banyaknya kasus aktif yang dirawat di rumah sakit memerlukan layanan kesehatan yang memadai, namun masih dapat diatasi dengan baik. Jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien biasa tersedia sebanyak 2.344 tempat tidur, yang sudah terisi sebanyak 1.803 tempat tidur (78,84%).
Jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien intensif di ruang ICU tersedia sebanyak 289 tempat tidur di 14 rumah sakit rujukan, yang sudah terisi sebanyak 206 tempat tidur (71,28%). Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit juga memerlukan ketersedian tenaga dokter dan para medis dalam jumlah yang memadai, astungkara sampai saat ini dapat diatasi dengan baik.
Penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit juga memerlukan oksigen yang terus meningkat secara drastis. Namun berkat dukungan kuat Pemerintah Pusat, astungkara, kebutuhan oksigen di semua rumah sakit dapat dipenuhi sehingga tidak berisiko tinggi bagi pasien.
Program vaksinasi di Bali telah berjalan dengan relatif lancar dan sukses, yaitu sebanyak 3 juta penduduk dari target yang divaksin (70% dari jumlah penduduk Bali) sudah mengikuti vaksin suntik ke-1, bahkan sudah mencapai melebihi target yaitu sebanyak 3.046.886 orang (101,70%) sudah mengikuti vaksin suntik ke-1. Sedangkan yang sudah mengikuti vaksin suntik ke-2 baru sebanyak 807.838 orang (26,96%). Pencapaian ini merupakan persentase tertinggi di Indonesia, berkat dukungan kuat Pemerintah Pusat yang sudah mengalokasikan vaksin sebanyak 4,6 juta dosis (76,7%) dari 6 juta dosis vaksin yang diperlukan untuk 2 kali suntik.
Mulai akhir bulan Juli 2021 dilakukan percepatan vaksinasi suntik ke-2, dengan target pada akhir bulan September 2021 sudah selesai tuntas. Untuk itu akan dilakukan koordinasi dan komunikasi secara intensif kepada Pemerintah Pusat agar Bali memperoleh tambahan jumlah vaksin sebanyak 1,4 juta dosis.
Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Kota se-Bali saat ini mulai menerapkan kebijakan karantina terpusat, sesuai arahan Bapak Menko Maritim, yang pelaksanaannya dikoordinir oleh Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali, masing-masing beserta jajaran. Pelaksanaan karantina terpusat dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19 dalam lingkungan keluarga dan mengurangi laju penambahan kasus baru Covid-19 klaster keluarga.
Berdasarkan penelusuran, orang yang terkena Covid-19 sebanyak 40% sudah divaksin dan sebagian besar yaitu sebanyak 60% belum divaksin. Ini menjadi bukti bahwa vaksinasi sangat efektif mengurangi resiko penularan Covid-19. Pasien Covid-19 yang meninggal sebanyak 7% sudah divaksin, dan sebagian besar yaitu sebanyak 91% belum divaksin. Ini menjadi bukti bahwa vaksinasi sangat efektif mengurangi resiko kematian bagi pasien. Data juga menunjukan bahwa pasien Covid-19 yang meninggal, sebagian besar yaitu sebanyak 63,0% karena penyakit bawaan (komorbid) dan sebanyak 37,0% bukan karena penyakit bawaan (bukan komorbid). Hasil penulusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa penyakit bawaan yang mengakibatkan meninggalnya pasien Covid-19 adalah penyakit gula (diabetes melitus) sebanyak 28,1%, penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) sebanyak 17,9%, penyakit gagal ginjal sebanyak 17,9%, penyakit jantung sebanyak 11,1%, penyakit paru-paru sebanyak 9,3%, sisanya karena jenis penyakit lain.
Untuk mempercepat upaya penanganan Covid-19, sesuai arahan Bapak Menko Maritim dan Investasi dilaksanakan peningkatan target pelacakan orang kontak erat (tracing) dan testing, minimum 8 orang kontak erat untuk setiap 1 kasus baru Covid-19. Program ini dikoordinasikan oleh Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, perguruan tinggi bidang kesehatan, rumah sakit Pemerintah dan Swasta, serta relawan.
Target tracing yang dicapai sebanyak 8.000 – 10.000 orang per hari, dinamis sesuai dengan kasus baru yang muncul dalam 1 hari. Dengan ditingkatkannya target jumlah tracing dan dilanjutkan dengan testing (Rapidtest Antigen dan Swab PCR), maka secara langsung akan diikuti dengan meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19. Tindakan ini merupakan upaya yang terbaik guna mencegah laju meningkatnya penularan Covid-19 ditengah-tengah masyarakat.
Dalam rangka pencapaian penanganan Covid-19 menjadi lebih baik dan cepat, sehingga munculnya kasus baru Covid-19 lebih cepat menurun, maka dihimbau kepada seluruh komponen masyarakat Bali agar,Tertib dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan sesuai Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 12 Tahun 2021. Selalu memakai masker dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak (tidak berkerumun), mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan mentaati aturan. Sayangi diri sendiri, keluarga, dan sahabat Anda. Selamatkan jiwa diri sendiri, keluarga, dan sahabat Anda.
Mengikuti program vaksinasi untuk suntik ke-1 dan suntik ke-2 sesuai jadwal di wilayah masing-masing.Bersedia dan aktif menjalani tracing dan testing ketika bersentuhan dengan orang yang terkena Covid-19.
Bagi masyarakat yang terkena Covid-19 namun tanpa gejala (sehat), agar mengikuti karantina terpusat yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, sangat tidak diizinkan melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan Covid-19 dalam keluarga.Selalu menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan rajin berolahraga, mengkomsumsi makanan sehat, vitamin, ramuan tradisional, dan istirahat yang cukup.
“Sebagai Gubernur, mewakili Pemerintah Provinsi dan Masyarakat Bali, Saya mengucapkan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para tenaga kesehatan yang telah menunjukkan dharma bakti dengan dedikasi dan pengabdian yang luar biasa melaksanakan tugas profesional dibidang kemanusiaan di Rumah Sakit tempat bertugas, yang sudah bertugas menangani pasien Covid-19 selama hampir satu setengah tahun, sejak bulan Maret tahun 2020,” ucapnya.
Ucapan dan terima kasih juga disampaikan kepada Pangdam IX/Udayana, Polda Bali beserta jajaran, Bupati/Walikota, Camat, Perbekel/Lurah, Bandesa Adat, Pemuka Agama, perguruan tinggi, pelaku usaha, lembaga swasta, dan berbagai pihak yang telah berpartisipasi aktif bergotong-royong dalam penanganan pandemi Covid-19 serta dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat.
Namun sampai saat ini pandemi Covid-19 masih ada, Kita masih harus terus bekerja bersama tanpa lelah mengemban tugas kemanusiaan yang menimpa masyarakat Bali, juga nasional dan internasional. Dalam penanganan Covid-19 yang masih meningkat, memerlukan penangan yang baik di rumah sakit dan di karantina.
“Dengan ini Saya menyampaikan bahwa Saya berikhtiar untuk bekerja keras dalam menangani Pandemi Covid-19 dengan sebaik-baiknya serta penuh rasa tanggungjawab. Dalam melaksanan tugas ini Saya bekerjasama dengan Bapak Pangam IX/Udayana, Ka Polda Bali dan jajaran, Bupati/Walikota se-Bali, Perbekel/Lurah, dan Bendesa Adat, serta berbagai komponen masyarakat Bali.Saya meminta seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama mengembangkan kesabaran dan kesadaran kolektif, bahwa ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, tetapi menjadi tanggungjawab bersama dengan semangat gotong royong agar Pandemi Covid -19 dapat ditangani dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Dirinya berharap, dengan spirit kehidupan sesuai nilai-nilai kearifan lokal Bali, Saya mengajak Sameton Krama Bali sareng sami agar tetap kompak, guyub, bersatu, gilik-saguluk, salunglung sabayantaka, parasparo, sarpana ya, se-ia sekata, seiring sejalan, bersama-sama, bahu membahu, bergotong-royong dengan tidak saling menyalahkan, tidak saling tuduh, tidak saling menyerang, dan tidak melakukan tindakan kontra produktif serta terus berdoa dengan keyakinan masing-masing agar Gumi Bali tetap kondusif, nyaman, aman, dan damai; Astungkara, Rahayu sareng sami.