DENPASAR – Pantaubali.com – Ketua Tim Penggerak PKK Prov Bali Ny Putri Koster mengharapkan supaya UPT Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali terus bersinergi dengan Pemprov Bali untuk terus mengembangkan hasil pertanian Bali. Hal itu bertujuan agar hasil pertanian dan bumi asli Bali bisa tetap bersaing di pasaran. Hal tersebut disampaikannya saat meninjau dan berkunjung ke UPT BPTP di Denpasar pada Sabtu (27/3), sambil memanen buah dan sayur varietas asli Bali.
“Sebenarnya varietas tanaman kita, baik hasil bumi maupun hasil pertanian sangat bagus dan pastinya mampu bersaing. Akan tetapi, serbuan produk dari luar membuat produk kita seperti tenggelam,” demikian disampaikannya di depan Kepala UPT BPTP Prov Bali Dr drh I Made Rai Yasa MP.
Lebih lanjut, pendamping orang nomor satu di Bali ini mencontohkan bawang putih asli Bali yang biasanya ditanam di Desa Babahan, Penebel, Tabanan. Ia mengakui bawang putih asli Bali tersebut mempunyai aroma dan rasa yang khas, namun di pasaran kalah saing karena bentuknya yang kecil dan membuat masyarakat kurang begitu berminat.
“Untuk itu saya harap BPTP bisa meneliti dan mengembangkan, agar mampu bersaing dengan bawang putih dari luar,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga berharap BPTP turut mengembangkan dan membudidayakan buah-buah lokal asli Bali yang sudah hampir punah.
“Kita mengenal banyak buah lokal Bali yang sudah semakin jarang ditemui karena diserbu oleh buah import. Kalau bisa yuk mari kita kembangkan dan budi dayakan lagi,” sebutnya seraya menambahkan itu sesuai dengan Pergub Bali no 99 tahun 2018 tentang Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster.
Dalam kesempatan tersebut, Ny Putri Koster juga berkesempatan meninjau kebun di perkebunan kecil milik BPTP yang dinamai Taman Agro Inovasi. Ia sangat mengapresiasi kebun tersebut yang menanam kebutuhan pokok sehari-hari seperti sayuran, tanaman bumbu serta tanaman obat.
“Ini sangat sesuai dengan program PKK yang bernama HATINYA PKK. Saya harap ke depan kita bisa terus bersinergi, sehingga PKK bisa lebih gampang mendapatkan bibit,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala UPT BPTP I Made Rai Yasa sembari berkeliling menjelaskan jika pihaknya konsen mengembangkan dan meneliti serta pembibitan tanaman-tanaman khas lokal, yang dalam hal ini tanaman lokal Bali. Menurutnya, di lahan seluas 1,3 hektare ini telah dikembangkan varietas lokal seperti jeruk Bali, tanaman obat yang biasanya digunakan untuk jamu (loloh) serta sayuran.
Mengenai hasil pertanian lokal Bali yang kurang diminati masyarakat seperti bawang putih, ia juga turut menyayangkannya, padahal Bali per tahun mengimpor sekitar 6.800 ton bawang putih. Untuk itu, ia menyatakan pihaknya tahun ini bekerja sama dengan Badan Litbang untuk mengembangkan bawang putih asli Bali.
“Kami sudah menyiapkan lahan sekitar 56 hektare yang akan dijadikan lahan percontohan untuk mengembangkan bawang putih Bali agar nantinya menjadi lebih besar sehingga makin diminati oleh masyarakat,” tandasnya.
Keberadaan UPT BPTP sendiri, menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 sering dijadikan tempat belajar oleh anak-anak sekolah sekitar untuk mengetahui dan melihat langsung tanaman-tanaman lokal. Akan tetapi, sejak pandemi kegiatan belajar di lapangan tersebut terhenti, dan digantikan oleh masyarakat umum yang datang sekadar meminta bibit tanaman.
Pada kesempatan kali ini, Ny Putri Koster beserta jajaran juga berkesempatan memanen jeruk Bali dan sayur mayur dengan sikap antusias, dan dilanjutkan untuk kembali melihat-lihat koleksi tanaman lain yang dikembangkan BPTP Bali.