DENPASAR – Pantaubali.com – Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali memperkirakan inflasi Januari 2021 tetap terkendali. Meskipun demikian, tingginya curah hujan di Bali perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan harga kelompok barang volatile food.
“Menghadapi potensi tantangan tersebut, BI Provinsi Bali akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) guna memastikan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran nasional, salah satunya melalui himbauan agar petani tetap menanam sesuai dengan siklusnya agar pasokan tetap mencukupi di kemudian hari,” papar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam siaran pers, Senin (4/12) (kemarin) di Denpasar, Provinsi Bali.
Sebagaimana terjadi bulan sebelumnya, Provinsi Bali bulan Desember 2020 kembali mencatat inflasi setelah mengalami deflasi berturut turut sejak April hingga Oktober 2020.Desember 2020 Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,68% (mtm) lebih tinggi dibanding inflasi nasional tercatat sebesar 0,45% (mtm).
Berdasarkan perhitungan data BPS, inflasi terjadi di kedua kota perhitungan yaitu, kota Denpasar sebesar 0,62% (mtm) dan kota Singaraja (1,08%, mtm).Dengan demikian maka inflasi Bali sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 0,80% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,68% (yoy).
“Inflasi ini juga tercatat sebagai inflasi terendah di Provinsi Bali,” sebutnya.
Peningkatkan inflasi di Desember terjadi terjadi karena, adanya peningkatan harga seluruh kelompok barang sejalan dengan peningkatan permintaan di tengah libur akhir tahun. Hal ini tercermin dari meningkatnya harga bahan makanan seperti cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, harga yang diatur pemerintah seperti tarig angkutan udara serta harga perlengkapan upacara keagamaan canang sari.
Meskipun demikian Dirinya menambahkan, tekanan harga lebih mendalam tertahan berlanjutnya penurunan harga emas perhiasan dan angkutan antar kota.