Ini Kata IFBEC,Terkait Adanya Kewajiban Tes PCR di Bali

DENPASAR – Pantaubali.com -Adanya kewajiban tes PCR (Polymerase Chain Reaction) yang diperkirkan pariwisata Bali bisa merugi hingga Rp967 miliar akibat pembatalan ratusan ribu tiket pesawat dan hotel.Menangapi hal tersebut, Ketua Indonesia Food n Beverage Executive Assosiation (IFBEC),Ketut Darmayasa,Kamis,(17/12) saat dikonfirmasi di Denpasar menyampaikan,dengan terbitnya SE 2021 atau 2020 dari segi financial dinilai sangat besar.Seperti halnya terlihat pada data yang sering tampil di media terkait adanya pembatalan 133.000 tiket kunjungan ke Bali,refund tiket mencapai Rp.317 m dan potensi kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 967 m.

Bisa dikatakan sangat luar biasa berdampak pada perekonomian masyarakat terutama para pelaku priwisata dan pendukung pariwisata lainnya.Jika dilihat sudah hampir 10 bulan hidup dengan ketidak pastian,bahkan ada sampai tidak memiliki pekerjaan.

“Jika dilihat dari sisi Industri terutama makanan dan minuman,potensi kerugian meskipun belum dihitung namun sudah bisa dibayangkan bahwa kerugiannya sangat besar,” jelasnya.

Baca Juga:  Kecelakaan Maut di Perempatan Tohpati Denpasar, Seorang Anak Tewas

Semua calon pengunjung atau wisatawan yang akan berkunjung sudah pasti akan makan dan minum,dimana itu bisa menaikkan perekonomian masyarakat baik di industry maupun dikalangan umum
Jika dilihat saat ini beberapa hotel telah buka dengan protokol kesehatan dengan pembuktian tersertifikasi CHSE dan verifikasi dari Dinas Pariwisata prov/kab/kota se Bali,begitu juga hotel yang mau akan buka sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut datangnya Festive season dimana saat festive season.

“Ini bisa dikatakan kesempatan emas buat mereka untuk mencari revenue buat usahanya dan penghasilan keluarganya,kerugian yang sudah bisa terlihat dalam persiapan tesebut meliputi biaya dekorasi, entertainment,tiket ,pembuatan Market list untuk makanan dan minumna yang sudah terlanjur diproses,”bebernya.

Baca Juga:  Serahkan LKPD 2024, Wagub Bali Dorong Capaian WTP Berkualitas

Terkait dengan hal tersebut dari anggota IFBEC-Bali pada dasarnya kurang setuju dengan kebijakan tersebut apalagi sifatnya sangat mendadak ditengah mereka sedang dalam persiapan perayaan.

“Memang sangat dilema antara kesehatan dan ekonomi,semoga ada perkembangan baru dari SE tersebut,” sebutnya.

Setelah adanya masukan dari beberapa pihak,mungkin yang bisa dijadikan pertimbangan adalah merelokasi atau pengalihan beberapa anggaran dana hibah.Atau dana program branding Pariwisata masing-masing kabupaten/kota se Bali bisa di alihkan untuk rapid antigen kepada calon pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke Bali.Atau mungkin bisa program CHSE pengontrolannya diperketat dengan menerjunkan aparat dan melibatkan dessa Adat atau mungkin ada strategi lain.

“Kami semua menyadari bahwa Bali memang sebagai percontohan dan citra positifnya harus dijaga,Bali harus sehat dan Pariwisata harus kuat,mengelola covid memang harus dengan kehati-hatian,salah melangkah maka dampaknya akan lebih besar lagi.Namun segala keputusan yang berdampak kepada masyarakat luas harus diperhitungkan jauh sebelumnya juga,” paparnya.

Baca Juga:  Bikin Geger, Pria Ditemukan Tergeletak di Atap Rumah Warga di Denpasar

Sembari Dirinya menambahkan,apapun menjadi keputusannya semoga itu yang terbaik buat banyak orang,karena kita meyakini setiap keputusan akan berdampak pada 2 hal,dirugikan atau di untungkan.

“Seperti ada pepatah bilang “UNITY grows when we PAIR”teruslah bersatu,” tutupnya.