GIANYAR – Pantaubali.com – Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan kesiapan Bali apabila nanti ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021 mendatang. Pernyataan itu diungkapkan Gubernu Bali Wayan Koster saat mendampingi Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang secara khusus berkunjung ke Bali untuk meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Sabtu sore 07/03/2020.
“Even Piala Dunia U-20 tahun 2021 adalah harapan publik di Bali,” jelas Gubernur Koster.Ditambahkanya, mungkin saat ini dari sisi fasilitas pendukung even tersebut masih kurang, namun Bali punya banyak unsur lain yang bisa jadi bahan pertimbangan.
“Kami sangat membutuhkan dukungan dari PSSI dan semua pihak terkait upaya kami kedepan untuk menjadikan Bali sebagai destinasi pariwisata yang dimana di dalamnya termasuk sport sebagai daya tariknya,” tandas Gubernur Koster.
Nama Bali sudah sangat besar dan dikenal di luar. Mudah-mudahan dengan masuknya nama Bali, diharapkan dukungan PSSI dengan konsekuensinya adalah perbaikan fasilitasnya. Dengan Stadion Kapten I Wayan Dipta berkafasitas 20 ribu penonton sebagai venue utama bisa dikembangkan menjadi stadion yang representatif dan memenuhi syarat, ditambah lapangan latihan sebagai pendukung.
Masih menurut Koster, pariwisata Bali kini sedang sedikit menurun karena dampak virus Corona, namun kami terus berbenah salah satunya dengan “We Love Bali Movement”, gerakan pemulihan pariwisata Bali.
“ Jika Piala Dunia U-20 bisa terselenggara di Bali tentu akan jadi gelaran yang vital bagi pariwisata Bali, selain tentu sebagai ajang olahraga prestisius,” tambah Koster.
Koster menjelaskan Bali penyumbang devisa pariwisata terbesar bagi Indonesia, 6,3 juta wisman atau 39 persen dari total wisman nasional. Devisanya Rp 75 Triliun dari Bali. Jadi kalau dihitung-hitung, kalau even PD U-20 bisa dilaksanakan di Bali selain memajukan olahraga juga bisa memberikan kontribusi besar untuk devisa negara. Ekonomi masyarakat juga makin berkembang. “Jika dimungkinkan, Pemprov Bali juga bisa mendukung segala sesuatunya dari anggaran perubahan. Saya yakin, Bapak Presiden senang jika Bali dipertimbangkan.
Saya paham kompetisinya sangat ketat sebagai venue Pilaa Dunia U-20, tapi saya serahkan kepada bapak Ketua Umum PSSI. Mudah-mudahan memberikan berkah untuk Bali,” pungkas Koster.
S
ementara itu Ketua PSSI Mohamad Iriawan menjelaskan Piala Dunia U-20 2021 merupakan sejarah bagi bangsa Indonesia karena kita bisa mengalahkan ‘bidding’ negara-negara lain yang juga sangat ingin menjadi tuan rumah event penuh gengsi ini
“Stadion I Wayan Dipta layak untuk menggelar event sepak bola internasional. Tahun lalu stadion berkapasitas 25 ribu penonton ini digunakan timnas senior menjamu Vietnam pada lanjutan Pra Piala Dunia 2022 serta uji coba timnas U-23 melawan Iran. Selain itu, Bali United pun kerap menggunakannya dalam ajang Piala AFC,” jelasnya.
Mohamad Iriawan merasa senang sekali melihat jumlah tempat duduk tribun ‘single seat’ sudah bertambah sejak dipakai pertandingan timnas tahun lalu.
Tinggal perbaikan minor seperti penambahan ruangan untuk fasilitas broadcast, peningkatan kapasitas lampu penerangan, perbaikan kamar ganti, kolam berendam air hangat, dan lain-lain
“Ini salah satu venue yang kemungkinan ditunjuk oleh FIFA, tergantung dari penilaian mereka yang berencana akan hadir bulan ini. Dari 10 yang direkomendasikan akan ditunjuk 6 venue resmi. Mudah-mudahan salah satunya di Bali,” tambahnya.
Dikatakanya, Bali memang menarik untuk wisatawan, apalagi ada konsep sport tourism yang ditawarkan bapak Gubernur.Ini kelebihannya, bahkan seringkali ada turis yang menonton langsung ke stadion Dipta. Kita lihat juga lapangan latihan pendukungnya Perlu koordinasi juga untuk akses, kemacetan dan lainnya. Komitmen Presiden dan PUPR sudah sangat jelas, akan emmperbaiki semua venue yang nantinya ditunjuk.
Selama berada di Stadion I Wayan Dipta, Iriawan yang akrab disapa ‘Iwan Bule’ tersebut meninjau kondisi rumput lapangan dan berbagai infrastruktur lain. Hadir juga dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun, Ketua Asprov PSSI Bali I Ketut Suardana, dan anggota Komite Eksekutif PSSI Pieter Tanur.