TABANAN – Pantaubali.com – Panitia khusus (pansus) VI DPRD Tabanan bidang pendapatan menggelar rapat kerja dangan eksekutif di Ruang Rapat Utama DPRD Tabanan, Kamis ( 27 February 2020).
Rapat kerja yang dipimpin langsung Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga itu khusus membahas pendapatan daerah di bidang Daya Tarik Wisata (DTW) . Pansus menginginkan adanya kejelasan pengelolaan di DTW, dan berharap kedepan diberlakukan system online untuk tiket masuk dan retribusi lainya di DTW.
Rapat pasnus VI juga dihadiri Sekretaris Pansus, I Putu Eka Putra Nurcahyadi serta Ketua Komisi IV, I Gusti Komang Wastana. Sementara itu dari eksekutif dihadiri oleh Asisten III Sekda Tabanan, I Made Agus Hartawiguna.
I Made Dirga menyampaikan, intinya pihaknya di Pansus VI ingin semua bekerja sama. Hanya saja ingin mendalami pengelolaan di Daerah Tujuan Wisata. Setelah didalami, barulah mencarikan cara dan solusinya agar bisa optimalisasi pendapatannya.
Pendalam tersebut diawali dengan mencari data terkait darimana saja penghasilan dari DTW lewat eksekutif yang sudah dihadiri Asisten III Sekda Tabanan serta Inspektorat Tabanan. Setelah ini diketahui, barulah dilakukan pengecekan di DTW langsung, percontohan di DTW Tanah Lot.
“Ketika pekerjaan dimaksimalkan, tentunya hasilnya akan maksimal juga. Dan saat ini kami di Pansus ingin melakukan pendalaman di DTW,” kata Dirga.
Menurutnya, ketika mengetahui masalah dan kendalanya, akan kroscek ke DTW langsung. Kemudian dilakukan rapat kerja gabungan yang melibatkan semua pihak untuk mempertanyakan masalah serta mencarikan solusinya. “Ketika masalahnya sudah ditemukan makan upaya selanjutnya adalah mencarikan solusinya bersama-sama,” tandasnya.
Sementara itu Sekertaris Putu Eka Nurcahyadi menambahkan, rapat kerja saat ini masuk dalam skema di DTW karena sebelumnya sudah masuk ke PHR, pajak tanah dan lainnya. Saat ini kita masuk ke DTW untuk mengetahui potensi dan menginginkan adanya evaluasi.
“Kita tentunya ingin mendorong agar bisa mengoptimalkan agar bisa memperbaiki pola manajemen dan lainnya. Intinya kita tidak ingin terpaku melihat keadaan, alangkah baiknya kita berinovasi. Minimal kita memiliki sistem yang kuat untuk nantinya mengurangi kebocoran dan bisa mengoptimalkan yang selama ini belum dioptimalkan,” katanya.
Dikatakanya DTW Tanah Lot akan menjadi tempat wisata yang akan dijadikan percontohan . Pihaknya berencana akan melirik retribusi parkir yang sebelumnya belum masuk. Karena selama ini, pihak Tanah Lot hanya menerapkan tiket masuk saja.
“Apakah nantinya akan terpisah untuk parkirnya atau bagaimana. Tentunya kita akan melihat situasi juga termasuk di dua DTW lainnya yakni Ulundanu Beratan dan Jatiluwih,” tandasnya.
Sementara itu, Agus Hartawiguna akan menindaklajuti hal tersebut dengan DTW yang ada di Tabanan. Intinya akan menggali data terlebih dahulu untuk selanjutnya dilakukan pembahasan. “Kita akan koordinasikan dulu,” katanya