Wagub, Wawali, Rektor hingga Profesor Ngayah Nopeng Pada Puncak Karya Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau

 

TABANAN – Pantaubali.com – Puncak Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan yang digelar pada rahina Umanis Dungulan, Kamis 20/02/2020 yang juga bertepatan dengan piodalan Agung di Pura setempat berlangsung khidmat. Dari pantauan dilapangan, ribuan pemedek sejak pagi sudah mulai silih memadati areal Pura Luhur Batukau.

Nampak pula saat itu Ketua DPRD Provinsi Bali N. Adi Wiryatama, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Wakil Walikota Denpasar Jaya Negara, Anggota DPRD Tabanan Putu Eka Putra Nurcahyadi, beserta seluruh OPD di lingkungan Pemkab Tabanan. Hadir juga beberapa tokoh lainnya, seperti, Prof. Gusti Ngurah Sudiana, Prof. Dibia dan Prof. Bandem serta seniman dari ISI Denpasar.

Bahkan Wagub Cok Ace, Wawali Jaya Negara, Putu Eka Putra Nurcahyadi, Prof. Gusti Ngurah Sudiana, Prof. Dibia dan Prof. Bandem serta seniman dari ISI Denpasar, ikut Ngayah Nopeng dalam pementasan Tarian Wali yang digelar sebagai kelengkapan serangkaian Karya Agung Pengurip Gumi ini. Nampak para tokoh yang ngayah nopeng tersebut dengan lugas menari mengiringi lantunan gammbelan.

Baca Juga:  Komisi I DPRD Tabanan Temukan Kekurangan Tenaga Medis Hingga Sapras di RSUD Tabanan dan Singasana

Ketua Panitia I Karya Agung Pengurip Gumi, I Wayan Arya mengatakan, untuk Upacara Karya Agung Pengurip Gumi menggunakan upakara jangkep dengan tingkatan utamaning utama. Yang dipuput oleh sekitar 14 orang Sulinggih, diantaranya Ida Peranda Budha Jelantik Karang dari griya Jelantik Budakeling, Ida Peranda Wayahan Bun griya Sanur Pejeng, Ida Peranda Budha Jelantik Dwaja gria Jelantik Dauh Pasar, Budakeling, dan lainnya.

Selain itu, untuk melengkapi rangkaian prosesi upacara Karya Agung Pengurip Gumi juga dipentaskan sejumlah tari wali, seperti tari Baris gede, rejang dewa, gambuh, wayang yadnya, topeng dan lain sebagainya sebagainya. Pemedek dan para tokoh dikatakannya menyatakan diri untuk ikut ngayah dalam pementasan tarian wali tersebut.

Baca Juga:  Dispar Bali Monitoring Pungutan Wisatawan Asing di DTW Tanah Lot

“Setelah eed upacara Pengurip Gumi puput, barulah akan dilaksanakan piodalan Agung, dimana untuk Karya Pengurip Gumi rangkaiannya, Mapedudus Agung, Pengurip Gumi, Mepeselang, Pengusaban Agung dan Pedanan. Setelah rangkaian ini, Ida Bhetara akan melinggih ring Bale Sari, setelah itu kembali munggah ke yoga Katurang Pujawali Agung,” terangnya.

Untuk diketahui, Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau digelar sesuai dengan fungsi Ida Bhetara Batukau sebagai penguasa kehidupan alam semesta, serta melihat kondisi dunia khususnya jagat nusantara yang sedang tidak seimbang.

Baca Juga:  Disperindag Bali Sidak Distribusi LPG 3 Kg di Kabupaten Tabanan, Ini Hasilnya 

Karya ini adalah upacara yang sangat disakralkan, yang merupakan pewisik atau pewuwus Ida Betara, sehingga harus dilaksanakan sebaik mungkin. Pewisik (Sabda), dikatakan diterima pada saat Ida Betara yang berstana di Pura Luhur Batukau nepak pedasaran sesaat menjelang nyineb pujawali Ida Betara Batukau. Dari situlah diminta agar digelar Karya Agung Pengurip Gumi atau penyucian Jagad.@humastabanan