Pondok Edukasi Uma Urip Timpag Resmi Dibuka Secara Umum

 TABANAN – Pantaubali.com – Destinasi Desa wisata di Kabupaten Tabanan kemnali bertambah. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya Pondok Edukasi Uma Urip Timpag, Kerambitan, resmi dibuka, Sabtu pada 19 Oktober 2019.

Pembukaan secara resmi ditandai dengan pemotongan bunga dan pelepasan burung hantu oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, didampingi perwakilan BNI cabang Denpasar, Perwakilan DPR RI, DPRD Kabupaten Tabana, Kadis Pariwisata Tabanan, Camat Kerambitan dan Tokoh Masyarakat setempat.

Pondok Edukasi Uma Urip Timpag merupakan sebuah program yang bersofat bolistik dan mencakup pertanian, pariwisat, pelestarian lingkungan hidup, edukasi dan kuliner yang ada di Desa Timpag, Kerambitan.

Baca Juga:  Selain Dugaan Kecurangan Pencoblosan, Kotak Suara Dipukul di TPS 002 Desa Bengkel hingga Rusak

Wabup Sanjaya mengatakan dengan hadirnya Pondok Wisata Uma Urip Timpag ini memberikan lebih banyak pilihan daerah tujuan wisata khususnya nagi masyarakat Tabanan. Apalagi Uma Urip menampilkan keindahan alam Timpag dan cara-cara melestarikan lingkungan pertanian serta kuliner pangan lokal.

“Destinasi Pondok Edukasi Uma Urip Timpag ini menyajikan hal yang baru bagi masyarakat Tabanan. Disamping menampilkan alam yang indah serta spot-spot untuk selpi, juga menyajikan kuliner pangan lokal. Silahkan datang ke Pondok Edukasi Uma Urip Timpag untuk menikmati liburan,” ungkap Sanjaya.

Selaku Wakil dari Pemerintah Kabupaten Tabanan, Wabup Sanjaya mengucapkan terimakasih dan pengahargaan setinggi-tingginya pada seluruh elemen masyarakat timpag dan pihak terkait yang telah memberikan sumbangsihnya atas kelestarian alam dan lingkungan Desa Timpag.

Baca Juga:  Dugaan Kecurangan Pencoblosan Terjadi di TPS 003 Banjar Bengkel Kediri

“Kedepan kita sebagai anak bangsa khususnya di Tabanan harus kreatif dalam hal melestarikan alam dan lingkungan. Dan semoga ini bisa menjadi suatu pembelajaran buat kita, khususnya generasi muda Tabanan lebih dekat dengan alam dan lingkungan sehingga tetap mempertahankan akar budaya kita di era digital saat ini,” imbuhnya.@humastabanan.