TABANAN – Pantaubali.com – Sebanyak 73 peserta seniman tato se-Bali mengikuti contest tato di Tabanan dalam perayaan Ikatan Matic Bali (IMB). Mereka adu bakat dan keahlian dalam bertato.
Komang Pangkung, 23 tukang tato pemula yang mengikuti contest tato mengungkapkan baru 4 tahun menggeluti sebagai tukang tato.
Kemudian mengikuti contest tato ini kelima kalinya. Menggeluti sebagai tukang pembuat tato karena bakat seni yang ada.
“Apalagi saya juga sekolah/kuliah jurusan seni. Sehingga mengasah seni melalui tato,” ucap pria yang memiliki nama studio tato black and grey.
Menurutnya, seni tato berbeda dengan seni lainnya.
Terlebih menggambarnya di bagian kulit manusia. Bertato menularkan seni abadi dan pasti akan diingat oleh sesorang yang mentato bagian salah satu tubuhnya.
Sebagai tukang tato pemula, biaya awal untuk menggeluti usaha tato modal Rp 5 juta rupiah.
“Yang mahal alat dan bahan pembuatan tato. Seperti tinta, jarum dinamo mesin dan alat lainnya,” pria yang akrab disapa Komang.
Karena semakin banyaknya tukang pembuat tato, di Bali.
Komang pun harus menggeluti tukang tato panggilan atau keliling. Jadi bertato tidak harus orang datang ke rumah atau usaha dan studio tato.
“Tapi saya datang langsung ke pelanggan,” ucap pria asal Ubud Gianyar.
Rara-rata dalam sebulan ada 10 orang yang bertato. Harganya untuk satu buah gambar tato bergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan. Berkisar dari harga Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta. Tidak hanya orang lokal yang bertato tetapi juga wisatawan mancanegara.
“Bertato pada kulit bagian yang tingkatan kesulitan tinggi berada di bagian perut. Karena kulit lebih lentur dan sensitif. Kalau satu buah gambar paling lama menghabiskan waktu 7 jam pengerjaan,” imbuhnya tandasnya.
Disisi lain panitia contest tato Ni Putu Astridayanti mengatakan ini sudah kali kedua pihaknya mengadakan contest tato dalam perayaan Ikatan Matic Bali (IMB). Kali ini tema yang diangkat bebas, namun ada dua kategori yang dilombakan. Yakni grey and colour. Untuk peserta yang mengikuti contest tato sebanyak 73 orang dari seluruh kabupaten di Bai.
Terbanyak peserta datang dari daerah Tabanan.
Lomba tato sejati lebih mengenal tato itu sendiri di masyarakat. Agar tato itu tidak tidak dipandang buruk dan negatif. Karena bertato itu merupakan seni dan memiliki keistimewaan sendiri bagi pencinta tato.
“Kami nilai dari lomba tato ini ada dari sisi arsiran tato itu sendiri, simetris tato, warna yang digunakan apakah tepat dengan warna kulit,” tuturnya.
Untuk saat ini seni tato di Bali sudah berkembang pesat di Bali. Lomba tato menjaring seni tato pemula yang berbakat. Karena untuk diketahui di Indonesia khususnya Bali lebih banyak pencinta tato dan sebagain besar sudah mengikuti lomba di luar negeri.
“Tato saat ini bukan hanya memiliki nilai seni tetapi juga mampu membuka peluang usaha bagi masyarakat. Bukti sudah menjamur studio tato di desa-desa di Bali,” tandasnya.