Profil Ahmad Sahroni, Politikus NasDem yang Dinonaktifkan Sebagai DPR Akibat Pernyataan Kontroversial

Ahmad Sahroni.
Ahmad Sahroni. (foto:partai NasDem)

PANTAUBALI.COM, NASIONAL – Nama Ahmad Sahroni kini menjadi sorotan tajam publik setelah Partai NasDem resmi menonaktifkan dirinya sebagai anggota DPR RI per 1 September 2025. Keputusan ini diambil usai pernyataannya yang dinilai kontroversial dan menyinggung masyarakat luas.

Lalu, siapa sebenarnya sosok Ahmad Sahroni? Seperti dilansir dari situs website Partai Nasdem, Ahmad Sahroni atau yang akrab disapa Roni lahir pada 8 Agustus 1977 di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ia berasal dari keluarga sederhana, ibunya, Hernawaty, bekerja sebagai penjual nasi Padang di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Sejak kecil, Roni hidup bersama ibu dan neneknya.

Untuk membantu ekonomi keluarga, ia pernah menjadi tukang semir sepatu, tukang ojek payung, hingga berjualan es campur. Pendidikan menengah ia tempuh di SMA Negeri 114 Cilincing, di mana ia aktif sebagai Ketua OSIS.

Keterbatasan ekonomi membuatnya sempat bekerja serabutan sebelum melanjutkan pendidikan tinggi. Ia meraih gelar S-1 dari STIE Pelita Bangsa (2009), S-2 dari Stikom InterStudi (2020), dan Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Borobudur (2024).

Baca Juga:  Enam Tuntutan Utama dalam Demo Buruh 28 Agustus 

Sahroni mengawali karier sebagai sopir truk pengangkut BBM. Dari pengalaman itu, ia perlahan naik menjadi staf administrasi hingga direktur perusahaan, lalu mendirikan usahanya sendiri. Ia menjadi pemilik sekaligus Presiden Direktur PT Ekasamudra Lima, perusahaan perkapalan dan suplai BBM solar, serta mendirikan PT Sagacos Intec. Selain itu, ia juga memiliki bisnis properti di beberapa wilayah. Berkat kesuksesan bisnisnya, Sahroni dijuluki “Crazy Rich Tanjung Priok”.

Sahroni mulai aktif di politik sejak bergabung dengan Partai NasDem pada 2013. Ia terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014–2019 dari Dapil DKI Jakarta III dengan perolehan 60.683 suara, dan kembali terpilih pada Pemilu 2019 untuk periode 2019–2024.

Baca Juga:  Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan Sebagai Anggota DPR RI

Dalam kiprahnya di Senayan, Sahroni pernah duduk di Komisi XI (bidang keuangan, perbankan, pembangunan) dan Komisi III (bidang hukum dan HAM). Ia juga pernah menjabat Ketua DPW NasDem DKI Jakarta dan Bendahara Umum DPP NasDem. Pada periode 2019–2024, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR RI.

Selain politik, ia juga aktif di berbagai organisasi, seperti Presiden Ferrari Owners’ Club Indonesia, Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (2023–2028), dan Wakil Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI).

Kontroversi dan Penonaktifan Sebagai Anggota DPR RI

Nama Ahmad Sahroni semakin dikenal setelah 22 Agustus 2025 saat kunjungan kerja ke Polda Sumut. Dalam kesempatan itu, ia menyebut wacana pembubaran DPR sebagai “ide orang tolol sedunia”. Ucapan ini memicu gelombang protes di berbagai daerah karena dianggap merendahkan aspirasi rakyat.

Baca Juga:  Enam Tuntutan Utama dalam Demo Buruh 28 Agustus 

Kemarahan publik memuncak pada 30 Agustus 2025, ketika massa mendatangi rumahnya di Tanjung Priok dan melakukan aksi perusakan. Sehari sebelumnya, Sahroni juga telah dimutasikan dari jabatan Wakil Ketua Komisi III menjadi anggota biasa di Komisi I DPR RI.

Tekanan publik dan gejolak politik membuat Partai NasDem pada 31 Agustus 2025 mengumumkan penonaktifan Ahmad Sahroni sebagai anggota DPR RI, berlaku mulai 1 September 2025. NasDem menilai pernyataannya tidak sejalan dengan garis perjuangan partai dan telah mencederai kepercayaan rakyat. (ana)