Tak Terima Ditegur Saat Geber Motor, Sekelompok Warga Sumba Terlibat Keributan dengan Warga di Benoa

Sekelompok warga Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat keributan dengan warga sekitar Banjar Penyarikan di Jl. Srikandi, Lingkungan Banjar Penyarikan, Benoa, Kuta Selatan, Badung.
Sekelompok warga Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat keributan dengan warga sekitar Banjar Penyarikan di Jl. Srikandi, Lingkungan Banjar Penyarikan, Benoa, Kuta Selatan, Badung.

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Sekelompok warga Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat keributan dengan warga sekitar Banjar Penyarikan di Jl. Srikandi, Lingkungan Banjar Penyarikan, Benoa, Kuta Selatan, Badung pada Minggu (29/9/2024).

Keributan tersebut melibatkan lima orang warga Sumba, yaitu Nikodemus Nigha Bombo (Nikson), Yosep Ndara Milla, Agustinus Hollo, Lotensius Bali Meme, dan Imanuel Kondo. Kelima pria tersebut adalah pendatang yang bekerja sebagai buruh proyek di kawasan itu.

Peristiwa bermula saat sekelompok warga Sumba ini tidak terima ditegur oleh warga karena mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan dalam keadaan mabuk.

Baca Juga:  Pria Alor Aniaya Pasutri Kerabatnya di Denpasar, Berawal dari Masalah Adat

Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menerangkan pihaknya telah mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain tas berisi tiga buah ponsel, sebatang besi linggis, sebatang besi cor, beberapa batang bambu, sebuah balok kayu, dan sepeda motor Revo berwarna hijau dengan plat DK 4237 ER.

Kejadian ini bermula saat Nikodemus Nigha Bombo (Nikson) merasa tidak terima ditegur oleh Wayan Mega, warga pemilik warung.

Baca Juga:  Sepasang WNA Asal Australia Dideportasi karena Jualan Vape Ilegal di Bali

“Pada pukul 21.15 WITA, Wayan Mega yang sedang duduk di depan warungnya melihat beberapa orang warga Sumba mondar-mandir di depannya sambil menggeber-geber motor. Ia kemudian menegur mereka,” jelas AKP Sukadi.

Namun, Nikodemus tidak terima teguran tersebut dan sempat terlibat cekcok dengan Wayan Mega. Situasi sempat mereda dengan kedatangan adik Wayan Mega.

“Sekelompok warga Sumba tersebut meninggalkan tempat, namun mereka mengancam akan kembali dengan membawa teman-teman mereka,” tambahnya.

Sekitar sepuluh menit kemudian, mereka kembali dengan membawa besi dan balok kayu, mencari Wayan Mega dan adiknya hingga memasuki rumah mereka.

Baca Juga:  WPRF 2024 Digelar di Nusa Dua, Menteri Komdigi: Indonesia Siap Hadapi Transformasi Digital

Merasa terancam, warga sekitar menghubungi kepala pecalang dan membunyikan kul-kul bulus, tanda darurat untuk mengumpulkan masyarakat.

“Seketika, warga berhamburan keluar dan menghampiri sekelompok warga Sumba tersebut, hingga terjadilah keributan di sepanjang jalan,” ungkap AKP Sukadi.

Pihak kepolisian segera tiba di lokasi dan melakukan evakuasi terhadap lima orang warga Sumba dari kepungan massa. Mereka kini diamankan di Polsek Kuta Selatan. (jas)