TABANAN – Pantaubali.com – DTW Tanah Lot selalu berusaha memberikan pelayanan maksimal terhadap wisatawan yang berkunjung. Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para wisatawan yang berkunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Manajemen Operasional menggelar pelatihan dan pembekalan sumber daya manusia (SDM) bagi karyawan.
Program pelatihan tahun ini dibagi menjadi 3 sesi kegiatan. Sesi I digelar Rabu (8/5/2019) yang mengambil tema “Tentang Bahaya Terorisme dan Etika Pelayanan Public”. Sesi ini menghadirkan narasumber langsung dari Kepolisian Resort Tabanan yang diwakili oleh AKP. Ni Made Lestari, SH, MH yang merupakan Kasat Binmas Polres Tabanan untuk sharing informasi tentang Perkembangan Terorisme dan Upaya Pencegahannya. Untuk pemaparan tentang etika pelayanan public dipaparkan langsung oleh Manager Operasional DTW Tanah Lot. Kedua tema ini sangat penting maknanya mengingat DTW Tanah Lot adalah kawasan wisata yang dikunjungi banyak wisatawan domestic maupun mancanegara. Adanya pelatihan ini juga sesuai dengan situasi dan kondisi DTW Tanah Lot yang notabene salah satu daerah destinasi wisata favorit di Bali.
Acara pembekalan dihadiri 153 orang karyawan yang bertempat di wantilan Pura Luhur Pakendungan. Tentang perkembangan terorisme, AKP Ni Made Lestari memaparkan bahwa saat ini perkembangan terorisme sangat massif dan terstruktur karena jaringan terorisme sangat mudah menyusup di masyarakat dengan kemajuan teknologi seperti melalui media social. Jaman sekarang cara untuk menularkan paham-paham radikalisme sudah semakin berkembang pesat. Yang paling efektif adalah melalui media social (medsos) karena tidak kenal waktu dan tempat.
Siapa saja, kapan saja, dan dimanapun orang bisa akses dengan mudah hanya dengan modal handphone android serta paket internet, ujarnya. Sedangkan upaya pencegahan tidak bisa hanya oleh pemerintah atau aparat keamanan saja, tapi semua elemen masyarakat harus ikut berperan. Dimulai dari diri sendiri dan keluarga terdekat. Kita semua harus terlibat aktif karena perkembangannya sangat sangat cepat.
Upaya pencegahannya sendiri tidak bisa dilakukan oleh pemerintah atau aparat keamanan saja, namun masyarakat juga harus ikut berperan. Caranya dari diri sendiri, keluarga, atau pun tetangga di lingkungan tempat tinggal kita. Jika ada gerak gerik mencurigakan, maka lebih baik dilaporkan ke aparat terdekat agar bisa dicek selanjutnya.
Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan bisa mencegah terjadinya aksi terorisme yang meresahkan masyarakat. Selain itu dari pemerintah sendiri juga melakukan deradikalisasi terhadap orang-orang yang pernah berhubungan atau terlibat dengan paham radikal maupun aksi terorisme, tambahnya.
Jadi jika diterapkan di DTW Tanah Lot, maka semua elemen baik itu karyawan, pedagang, masyarakat sekitar harus antisipatif untuk mencegah aksi terorisme. Karena DTW Tanah Lot sudah terkenal sampai tingkat dunia, jika sekali saja kejadian maka efeknya akan sangat luar biasa. Jadi mari kita jaga bersama demi keamanan, kenyamanan serta kelangsungan kedepannya, tutupnya.
Sementara itu pemaparan Manager Operasional tentang Etika Pelayanan Publik lebih memfokuskan ke pelayanan yang simple namun berkesan. Dengan prinsip senyum, salam, sapa akan meninggalkan kesan positif tersendiri bagi wisatawan. Mereka akan merasa lebih nyaman dan akrab. Sebagai pelayan pariwisata memang harus lebih dinamis dan ramah terhadap wisatawan.
Karena pariwisata mengenal konsep Sapta Pesona yang dimana disana sudah dijabarkan dengan jelas. Ada Ramah, dimana nantinya keramahtamahan itu akan meninggalkan Kenangan tersendiri bagi wisatawan, ujarnya. Dengan pelayanan prima dan inovasi di lapangan diharapkan wisatawan akan kembali berkunjung ke DTW Tanah Lot yang kita banggakan ini, tutupnya.
Untuk Sesi II akan digelar hari ini Kamis (9/5/2019) berupa dharma wacana dengan narasumber Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Acharya Nanda. Dan Sesi III dilanjutkan dengan Tirta Yatra ke Pura Watu Klotok, Pura Goa Lawah, dan Pura Besakih yang akan dilaksanakan tanggal 11-12 Mei 2019 mendatang.