Pandemi, Produk Kerajinan Batok Kelapa Desa Munduk Ulan Tetap Diburu Pasar Mancanegara

TABANAN – Pantaubali.com – Produk kerajinan berbahan baku alami terlihat masih diminati pasar mancanegara meskipun di tengah Pandemi salah satunya produk kerajinan berbahan baku batok Kelapa dipadu material kayu Seseh seperti halnya produk kerajinan beraneka ragam pernak-pernik dapur berbahan baku batok kelapa dihasilkan dari tangan salah satu warga di Desa Munduk Ulan,Tegal Mengkeb, Selemadeng Timur, Tabanan, I Nyoman Yasa yang sebelumnya ide kreatifnya terispirasi dari salah satu pengerajin di daerah Kuta, Badung saat dirinya masih bekerja disalah satu kontraktor.

Baca Juga:  KPU Tabanan Petakan 3 Wilayah Ini Rawan Bencana di Pilkada Serentak 2024

“Ya, saya memang membuat aneka kerajinan berbahan baku dari batok kelapa ini yang sampai saat ini, masih dilakoni dengan baik.Meskipun memang sedikit mengalami penurunan pesanan saat ini akan tetapi masih ada saja pesanan,” jelasnya.

Beraneka ragam produk khususnya pernak-pernik prabot dapur diduplikasi dengan bahan baku dari batok kelapa dibuat guna memenuhi kebutuhan pasar.

“Ada Mangkok,Tempat Gula dan Kopi,Tempat bumbu dapur serta beberapa produk berbahan kayu seseh juga dibuat mulai dari, sendok dan garpu contohnya,” ujarnya.

Jika dilihat produk telah mampu menembus pasar mancanegara dengan pesanan sebelum Pandemi mencapai 6 ribu Pcs dengan bentuk dan ukuran beragam.Sedangkan saat ini, pesanan yang datang hanya 3 ribu Pcs saja.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Hadiri Upacara Peringatan Puputan Margarana Ke-78

“Ekspor produk ini telah mampu merambah Negara Amerika, Jepang maupun Eropa.Jika dilihat penurunan pemesanan saat ini mencapai 80 persen meskipun demikian masih bisa dikatakan mampu bergerak,” cetusnya.

Pemasaraan dilakukan saat ini tetap menyasar Art Shop serta bersama rekanan baik di Denpasar maupun di daerah Ubud, Gianyar.Menurut dirinya, dengan adanya peluang kerajinan batok kelapa tersebut setidaknya telah mampu memberdayakan masyarakat disekitar Desa Munduk Ulan pada khususnya.

Baca Juga:  Jatiluwih Dinobatkan Sebagai Desa Terbaik Dunia Versi UN Tourism

“Saat pesanan produk ramai (Sebelum Pandemi) mampu meyerap tenaga kerja kurang lebih 20 orang sedangkan, saat ini hanya mampu meyerap tenaga kerja sebanyak 6 orang saja dengan sistem tenaga pangilan atau harian,” tutupnya.