
PANTAUBALI.COM, BADUNG – Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap lima orang korban jukung terbalik yang sempat terombang-ambing di tengah laut Perairan Nusa Dua, Senin (15/12/2025) malam, di tengah kondisi cuaca ekstrem berupa hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Informasi kejadian diterima petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar sekitar 30 menit setelah peristiwa terjadi. Perkiraan waktu kejadian diketahui sekitar pukul 18.00 Wita.
“Laporan kami terima dari Bapak Mudita sekitar 30 menit setelah kejadian, dengan permintaan pertolongan segera,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, sebanyak lima personel SAR segera diberangkatkan menuju Pelabuhan Benoa untuk menggerakkan Rigid Inflatable Boat (RIB) guna melakukan pencarian dan evakuasi di laut.
Sidakarya mengungkapkan, proses evakuasi malam hari tersebut memiliki tingkat risiko tinggi akibat cuaca buruk. “Hujan deras, angin kencang, serta gelombang laut yang tinggi membuat proses evakuasi sangat berbahaya. Namun upaya tetap dilakukan demi memperbesar peluang korban ditemukan selamat,” jelasnya.
Ia menegaskan, meski operasi dilakukan dalam kondisi berisiko, keselamatan personel tetap menjadi prioritas utama. Tim SAR secara intensif memantau pergerakan RIB selama operasi berlangsung.
Sekitar pukul 19.30 Wita, sebuah jukung dengan dua orang penumpang berhasil diselamatkan oleh nelayan setempat dan sandar di Pantai Samuh, Nusa Dua, dalam kondisi selamat.
Selanjutnya, pada pukul 20.15 Wita, tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga korban lainnya dalam keadaan selamat. Seluruh korban kemudian dievakuasi ke Dermaga Pasir Pelabuhan Benoa, dan RIB kembali sandar sekitar pukul 21.15 Wita.
Adapun identitas lima korban selamat tersebut yakni I Wayan Rawan Atmaja (65), I Made Sudarna (43), Saiful (35), Mangku Desel (50), dan Agung Adi/Jelih (28).
Operasi SAR melibatkan unsur Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Polairud Polda Bali, TNI AL, nelayan setempat, serta keluarga korban.
Sidakarya juga kembali mengingatkan masyarakat agar mematuhi peringatan cuaca dari BMKG. Saat ini, masih terdeteksi bibit siklon tropis 93S yang berdampak pada cuaca buruk di wilayah Bali dan perairan sekitarnya.
“Kami kembali mengimbau masyarakat untuk menghindari sementara aktivitas di laut, pegunungan, maupun alam terbuka lainnya. Kondisi cuaca buruk ini diperkirakan masih berlangsung hingga Januari, meski sempat mengalami perbaikan sementara,” tegasnya.
Ia berharap masyarakat selalu mengutamakan keselamatan, terutama saat melaut, dengan memastikan ketersediaan alat keselamatan dan memantau informasi cuaca terkini. (ana)




























