PANTAUBALI.COM, NASIONAL – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh atas jasa dan perjuangan mereka bagi bangsa.
Upacara penganugerahan tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11/2025) dan dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo.
Berikut profil singkat kesepuluh tokoh yang baru memperoleh gelar Pahlawan Nasional:
1. K.H. Abdurrachman Wahid (Gus Dur)
Presiden ke-4 Republik Indonesia ini dikenal luas sebagai tokoh pluralisme dan toleransi antarumat beragama.
Gus Dur merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Ia meninggal dunia pada 30 Desember 2009 dan dimakamkan di Jombang, Jawa Timur.
2. Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto
Soeharto adalah Presiden ke-2 Indonesia yang memimpin selama 31 tahun lebih. Tak heran jika menjadikannya pemimpin dengan masa jabatan terlama dalam sejarah republik ini.
Meski sosoknya menuai pro dan kontra, ia diakui berperan besar dalam pembangunan nasional sekaligus diwarnai catatan pelanggaran HAM dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
3. Marsinah
Marsinah dikenal sebagai aktivis buruh yang memperjuangkan hak pekerja di sebuah pabrik jam tangan di Jawa Timur.
Ia menjadi korban pembunuhan pada Mei 1993 setelah memimpin aksi mogok karena perusahaan tidak melaksanakan kebijakan upah minimum. Kasusnya menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia terhadap represi rezim otoriter saat itu.
4. Mochtar Kusumaatmadja
Tokoh hukum dan diplomat ini pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman (1974–1978) dan Menteri Luar Negeri (1978–1988).
Sebagai konseptor Wawasan Nusantara dan penggagas konsep Negara Kepulauan (Archipelagic State), Mochtar berperan penting dalam memperjuangkan kedaulatan maritim Indonesia di forum internasional. Ia juga guru besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung.
5. Hj. Rahma El Yunusiyyah
Pendiri lembaga pendidikan Diniyah Putri di Padang Panjang, Rahma El Yunusiyyah dikenal sebagai pelopor pendidikan bagi perempuan.
Pada masa Revolusi Nasional, ia turut membantu perjuangan dengan membentuk unit perbekalan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang.
Konsep pendidikannya bahkan menginspirasi Universitas Al-Azhar di Mesir untuk membuka fakultas khusus perempuan, Kulliyatul Banat.
6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo
Ayah dari Ani Yudhoyono dan mertua Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini dikenal sebagai tokoh militer yang berperan dalam penumpasan G30S/PKI tahun 1965 saat menjabat sebagai Panglima RPKAD (kini Kopassus).
Ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur AKABRI, Ketua BP7 Pusat, serta Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan.
7. Sultan Muhammad Salahuddin
Sebagai Sultan ke-14 Kesultanan Bima (1917–1942), Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai pemimpin visioner yang mendorong kemajuan di bidang pendidikan, pemerintahan, dan sosial kemasyarakatan.
Kepemimpinannya meninggalkan warisan penting bagi pembangunan masyarakat Bima dan Nusa Tenggara secara umum.
8. Syaikhona Muhammad Kholil – Jawa Timur
Syaikhona Muhammad Kholil atau yang akrab disebut Mbah Kholil dikenal sebagai ulama besar asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Gelar “Syaikhona” diberikan sebagai bentuk penghormatan karena beliau merupakan guru dari banyak ulama besar di Nusantara.
Ia berasal dari keluarga ulama dan sepanjang hidupnya dikenal sebagai sosok yang berperan besar dalam pengembangan Islam di Madura serta menjadi panutan bagi generasi ulama berikutnya.
9. Tuan Rondahaim Saragih
Tuan Rondahaim Saragih Garingging, atau lebih dikenal sebagai Tuan Rondahaim, adalah pejuang asal Kerajaan Raya di Simalungun, Sumatera Utara (dahulu dikenal sebagai Pantai Timur Sumatera).
Perjuangannya melawan penjajahan Belanda berlangsung antara tahun 1880 hingga 1891. Awal keterlibatannya dalam perlawanan terjadi saat pemerintah kolonial Belanda membuka perkebunan secara sepihak di wilayah masyarakat Simalungun.
Tuan Rondahaim kemudian memimpin perlawanan rakyat untuk mempertahankan tanah dan kedaulatan mereka.
10. Zainal Abidin Syah
Sultan Zainal Abidin Syah merupakan Sultan Tidore ke-37 yang dikenal sebagai tokoh pemersatu wilayah Papua Barat. Ia menjadi Gubernur pertama Irian Barat (sekarang Papua) pada periode 1956–1961.
Dalam masa jabatannya, Zainal Abidin Syah berkedudukan di Soasiu, Tidore, Maluku Utara. Kepemimpinannya dikenang karena perannya memperkuat persatuan wilayah timur Indonesia serta memperjuangkan integrasi Papua ke dalam Republik Indonesia. (ana)

































