PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster menyebut akan menambah alokasi anggaran untuk penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) dan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) pada tahun 2026.
PKB yang tahun ini memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp10 miliar, tahun depan minimal akan mendapat dana Rp 12 miliar. Demikian juga anggaran FSBJ yang tahun ini hanya sebesar Rp2,8 miliar, rencananya akan dinaikkan menjadi Rp6 miliar.
Rencana itu disampaikan Gubernur Koster dalam sambutannya saat menutup pelaksanaan FSBJ VII Tahun 2025 di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Provinsi Bali, Senin (28/7/2025) petang.
Koster menerangkan, rencana menambah alokasi anggaran untuk pelaksanaan dua event ini dimaksudkan untuk menggairahkan perkembangan seni dan budaya di Daerah Bali. Menurutnya, seni dan budaya adalah pendorong kemajuan sektor kehidupan lainnya.
“Pariwisata berkembang karena seni dan budaya, sehingga mampu memberi kontribusi besar bagi perekonomian Daerah Bali, mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.
Untuk itu tidak ada pilihan selain berupaya sekuat tenaga untuk membela dan memajukan budaya Bali. Ia lantas mengutip penyataan Bung Karno yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah jiwa dari bangsa dan jiwa itu tak akan pernah mati.
“Ucapan Bung Karno tentang budaya akan selalu hidup, terutama di Bali karena kita konsisten melaksanakan dua event di bidang seni dan budaya yaitu PKB dan FSBJ,” urainya.
Selain rencana menambah alokasi anggaran, Gubernur jebolan ITB ini juga akan memberi ruang khusus bagi penulis karya sastra.
“Tahun depan akan diadakan lomba menulis karya sastra, mulai dari Tingkat SD, SMP, SMA/SMK dan Mahasiswa. Nanti kita bahas lebih lanjut, apakah dilaksanakan di ajang FSBJ atau dibuatkan forum tersendiri,” ucapnya.
Ide itu tercetus setelah Koster menyaksikan kiprah tiga penggiat karya sastra penerima Bali Jani Nugraha dalam FSBJ tahun ini. Mereka adalah Sastrawan I Nyoman Manda, Sastrawan Ngakan Made Kasub Sidan dan Sastrawan I Dewa Nyoman Sarjana.
Gubernur Koster menyampaikan apresiasi dan rasa kagum karena di usia yang sudah sepuh, ketiganya menunjukkan dedikasi tanpa pamrih dalam menghasilkan karya-karya sastra untuk memajukan kebudayaan Bali.
“Agar ada regenerasi, kita butuh anak muda yang mau menggeluti tradisi menulis karya sastra. Ayo persiapkan diri mulai sekarang agar karya kalian bisa dilombakan tahun depan,” ujar Gubernur Koster seraya menjanjikan hadiah menggiurkan untuk lomba sastra ini.
Masih dalam upaya memajukan seni dan budaya Bali, Gubernur Bali dua periode ini menyinggung peran setiap individu. Ia membagi peran individu dalam empat kelompok. Kelompok individu pada kelas yang paling tinggi atau level satu adalah pencipta karya seni dan budaya, sementara yang masuk kategori kelas kedua adalah pelaku seni seperti penari, penabuh dan lainnya.
“Di kelas ketiga ada partisipan yang memberi kontribusi untuk memajukan seni dan budaya Bali. Jajaran pemimpin seperti gubernur, bupati/walikota masuk dalam kelas ini, mereka bisa memberi support dalam bentuk alokasi anggaran atau dukungan lain untuk mewadahi kegiatan seni dan budaya,” paparnya.
Berikutnya kategori empat adalah kelompok penonton yang memiliki peran dalam memberi apresiasi terhadap karya seni dan budaya. “Kalau tidak mampu menghasilkan karya atau menjadi pelaku seni, paling tidak kita memberi apresiasi dengan menjadi penonton,” imbuhnya.
Penutupan FSBJ VII Tahun 2025 ditandai pemukulan alat musik drum oleh Gubernur Koster, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto, Wakil Ketua II DPRD Bali dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
“Kembara Sukma Atma Kerthi, Pengembaraan Menuju Jiwa Maha Suci”. Penutupan FSBJ VII makin semarak dengan penampilan artis Bali seperti Lolot Band, Widi Widiana, Bagus Wirata, Joni Agung dan lainnya. (ana)