BPBD Tabanan Catat 17 Titik Bencana Akibat Hujan Deras

Tanah longsor di Desa Cau Belayu, Marga, Tabanan, Selasa (8/7/2025).
Tanah longsor di Desa Cau Belayu, Marga, Tabanan, Selasa (8/7/2025).

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan mencatat sebanyak 17 titik bencana terjadi akibat hujan deras yang melanda beberapa hari terakhir. Bencana tersebut meliputi tanah longsor, jalan jebol, banjir, dan pohon tumbang.

Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, mengatakan titik-titik bencana tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Tabanan, Kediri, Marga, Kerambitan, dan Selemadeg.

Banjir parah terjadi di tiga kawasan perumahan di Kecamatan Kediri, bahkan ketinggian air sempat mencapai pinggang orang dewasa. Puluhan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke sekolah hingga rumah kerabat terdekat.

Baca Juga:  Bupati Sanjaya Sampaikan Pendapat Akhir Persetujuan Empat Ranperda

“Hingga kini proses pembersihan material banjir masih berlangsung, khususnya di perumahan di Desa Pandak, Kediri,” ujarnya, Rabu (9/7/2025).

Ia menambahkan, kerugian material akibat bencana tersebut masih dalam proses pendataan. Namun, masyarakat yang terdampak akan mendapatkan bantuan berupa uang tunai yang dapat digunakan untuk membeli bahan bangunan guna memperbaiki kerusakan.

Bantuan ini bersumber dari anggaran APBD Kabupaten Tabanan, karena pemerintah daerah memang telah menyiapkan anggaran kebencanaan dalam pos belanja tak terduga.

“Kami sudah usulkan kepada Bapak Bupati agar para korban mendapatkan bantuan. Nanti dari hasil permohonan itu akan dibuatkan RAB,” jelasnya.

Baca Juga:  Baru 60 Calon Siswa SMP Terdaftar di Sekolah Rakyat Sentra Mahatmiya Tabanan

Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama saat cuaca ekstrem.

Ia menekankan pentingnya upaya antisipatif dari masyarakat, sebab sebagian besar bencana juga disebabkan oleh perilaku manusia.

“Sebagian besar bencana yang kami tangani disebabkan oleh masalah sampah dan semakin sempitnya bantaran sungai. Pola perilaku kita harus dijaga, seperti pengelolaan sampah yang baik agar tidak membahayakan saat musim hujan. Sampah yang menyumbat saluran irigasi bisa menyebabkan air meluap saat debit tinggi,” kata Srinadha Giri.

Baca Juga:  Datangi Kantor Satpol PP, Pemilik Proyek Villa di Beraban Lagi-Lagi Tak Bisa Tunjukkan Izin

Ia juga mengingatkan masyarakat, khususnya nelayan di pesisir selatan Tabanan, agar menunda aktivitas melaut mengingat tinggi gelombang saat ini berkisar antara 1,2 hingga 2,5 meter. (ana)