Sejarah dan Makna Hari Kenaikan Isa Almasih bagi Umat Kristiani

Ilustrasi Salib
Ilustrasi Salib. (foto:IDN Times/matt-marzorati)

PANTAUBALI.COM – Hari Kenaikan Isa Almasih merupakan salah satu momen penting dalam kalender liturgi umat Kristiani. Pada tahun 2025, peringatan ini jatuh pada Kamis, 29 Mei, yang juga ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia. Perayaan ini menjadi pengingat akan kenaikan Yesus Kristus ke surga yang terjadi tepat di hari ke 40 setelah kebangkitan-Nya dari kematian.

Peristiwa ini diceritakan dalam Alkitab, terutama dalam Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Dalam Lukas 24:50–51, Yesus digambarkan membawa para murid ke luar kota hingga dekat Betania, memberkati mereka, lalu terangkat ke surga.

Sementara itu, Kisah Para Rasul 1:9–11 mencatat bagaimana Yesus terangkat ke langit disaksikan langsung oleh para murid-Nya, sebelum akhirnya sosok-Nya hilang tertutup awan.

Baca Juga:  Cek Persyaratan dan Jadwal Pencairan Bantuan Subsidi Upah 2025

Tempat terjadinya peristiwa ini diyakini berada di Bukit Zaitun, dekat Betania, yang kini menjadi salah satu lokasi ziarah penting bagi umat Kristiani.

Kenaikan Yesus dipahami sebagai akhir dari kehadiran fisik-Nya di bumi, sekaligus awal dari era baru di mana Roh Kudus hadir untuk membimbing para pengikut-Nya.

Secara teologis, Kenaikan Isa Almasih mengandung makna mendalam. Momen ini dianggap sebagai pemuliaan Yesus, menandai bahwa misi keselamatan-Nya telah tuntas dan Ia kembali ke kemuliaan bersama Allah Bapa.

Dalam Efesus 2:6, Rasul Paulus menjelaskan bahwa umat yang percaya kepada Kristus turut “diangkat” bersama Dia secara rohani, menegaskan relasi spiritual antara umat dengan Sang Juruselamat.

Baca Juga:  Cara Cek Tilang Elektronik Secara Online agar STNK Tidak Terblokir

Perayaan Kenaikan biasanya diawali dengan ibadah khusus di gereja, baik dalam bentuk Misa maupun Perayaan Ekaristi. Pembacaan Alkitab berfokus pada kisah kenaikan Yesus, dan suasana ibadah dibuat lebih khidmat dibandingkan ibadah mingguan.

Di beberapa gereja, ada pula prosesi simbolis untuk menggambarkan perjalanan Yesus ke Bukit Zaitun, serta tradisi memadamkan lilin Paskah yang melambangkan kepergian Kristus dari dunia.

Baca Juga:  Indonesia-China Sepakat Transaksi Bilateral Pakai Mata Uang Lokal

Selain kegiatan liturgis, banyak umat Kristiani merayakan momen ini dengan berkumpul bersama keluarga atau komunitas. Beberapa menjalankan aksi sosial, melakukan refleksi pribadi, hingga diskusi iman untuk menghayati kembali makna kenaikan Yesus dalam kehidupan sehari-hari.

Hari Kenaikan Isa Almasih bukan hanya peristiwa sejarah yang dikenang, tetapi juga momen spiritual yang meneguhkan pengharapan umat akan kedatangan Kristus kembali. Dengan merayakan hari ini, umat Kristiani diajak untuk memperbarui iman mereka dan hidup lebih setia dalam ajaran Kristus. (ana)