Jelang Nataru, Mahendra Jaya Gandeng BMKG Perkuat Mitigasi Cuaca Ekstrem

Pj Gubernur Mahendra Jaya menerima kunjungan Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, beserta jajarannya di Jayasabha, Denpasar, pada Minggu (15/12/2024) sore.
Pj Gubernur Mahendra Jaya menerima kunjungan Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, beserta jajarannya di Jayasabha, Denpasar, pada Minggu (15/12/2024) sore.

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Melihat kondisi cuaca ekstrem beberapa hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya memperkuat kolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI untuk memastikan mitigasi bencana dan kenyamanan iklim pariwisata di Bali, khususnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Hal tersebut disampaikan saat Pj Gubernur Mahendra Jaya menerima kunjungan Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, beserta jajarannya di Jayasabha, Denpasar, pada Minggu (15/12/2024) sore.

Mahendra Jaya mengungkapkan, penyampaian informasi cuaca sangat penting, terutama dengan tingginya curah hujan di Bali dalam beberapa hari terakhir.

“Kita berupaya mensosialisasikan informasi, perkiraan cuaca, hingga potensi risiko bencana agar masyarakat semakin mengetahui kondisi terkini. Dengan adanya peringatan ini, masyarakat akan lebih waspada,” kata Mahendra Jaya.

Mahendra Jaya menyampaikan, pihaknya berupaya mencegah kejadian yang tidak diinginkan serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan yang berlibur di Bali terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru, yang diperkirakan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Baca Juga:  TK Negeri Pembina Petang Rampung, Seluruh Kecamatan di Badung Kini Miliki TK Negeri

Pj Gubernur juga mengapresiasi langkah BMKG dalam memberikan informasi cuaca di Bali melalui aplikasi seperti Info BMKG, yang menyajikan data cuaca, iklim, kualitas udara, dan gempa bumi, serta Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) untuk informasi cuaca maritim.

Aplikasi ini pun sangat membantu dalam mengurangi risiko kecelakaan, terutama bagi para nelayan.

“Kami akan sosialisasikan lebih masif agar masyarakat dapat terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi yang diperbarui secara berkala. Bahkan, peringatan dini akan disampaikan sepekan sebelumnya dan diulang tiga hari hingga tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrem. Ini sangat penting,” ujar Mahendra Jaya.

Ia pun menekankan pentingnya perkiraan cuaca bagi wisatawan untuk menjadwalkan rute dan waktu kunjungan mereka ke objek wisata di Pulau Dewata.

Baca Juga:  UMP Bali 2025 Ditetapkan Sebesar 2.996.561

“Saya minta Kadis Pariwisata dan Kalaksa BPBD Bali untuk segera menindaklanjuti hal tersebut. Kami juga akan mengumpulkan camat dan desa wisata untuk mensosialisasikan hal ini,” imbuh birokrat asal Temesi, Kabupaten Gianyar, tersebut.

Sementara itu, Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati menyampaikan, cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025. Fenomena seperti La Nina lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan cold surge (seruakan udara dingin) turut memengaruhi tingginya curah hujan dan gelombang di perairan Bali.

Baca Juga:  De Gadjah Temani Sekjen Gerindra Ahmad Muzani Kunjungi Jokowi di Solo

“Dari sejumlah faktor tersebut, hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi berpotensi menimbulkan bencana seperti tanah longsor atau banjir jika tidak dimitigasi dengan baik. Hampir seluruh wilayah Bali akan terdampak oleh La Nina yang membawa angin basah ini,” jelas Dwikorita.

Untuk mendukung pelaku perjalanan atau wisatawan yang sedang merencanakan liburan ke Bali, BMKG menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) yang memberikan informasi cuaca di jalur perjalanan, bandara, pelabuhan, hingga penyeberangan.

“Peringatan dini akan disampaikan hingga ke tingkat kecamatan, lengkap dengan waktu dan durasinya, sehingga wisatawan dapat mengatur waktu dan beradaptasi dengan cuaca,” kata Dwikorita. (ana)