PANTAUBALI.COM, TABANAN – Pemerintah Kabupaten Tabanan menggelar seminar Seni dengan tema Singasana Wirasa Mahalango di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Sabtu, (1/6/2024).
Seminar ini sebagai bentuk pelestarian adat, seni budaya dan agama yang merupakan salah satu dari lima bidang prioritas pembangunan yang tercantum dalam visi misi kabupaten Tabanan.
Para tamu undangan yang hadir dalam seminar mendapat sambutan pertunjukan seni dan kearifan lokal dari para seniman.
Diawali pemberian petaka (cupu manik), Sekda Tabanan I Gede Susila dihantarkan oleh penari Sugriwa menuju Patung Bung Karno yang disambut dengan Penari Cak Yeh Gangga dan penari Subali dan Dewi Anjani.
Dilanjutkan dengan menuju gedung Kesenian I Ketut Maria yang diiringi oleh penari Cak Yeh gangga lalu meninjau pesona lukisan wayang klasik.
Dalam rangkaian acara tersebut , Sekda mewakili Bupati Tabanan menyerahkan hadiah juara lomba melukis tingkat SMP, SMA / SMK.
Beberapa tokoh seniman legendaris asal Tabanan juga turut mendapat piagam penghargaan atas dedikasi di dalam bidang seni dan Budaya di Kabupaten Tabanan.
Seniman-seniman tersebut diantaranya, I Nyoman Suadri di bidang seni Tabuh dan seni lukis, Ni Ketut Niti di bidang seni tari, Ida Bagus Suta di bidang seni lukis wayang klasik yang dikenal dengan wayang Kopang, I Komang Pastika Sapanca di bidang seni lukis Wayang Klasik, Drs. I Wayan Kawi, S.Pd., di bidang seni lukis Wayang Klasik, Drs. I Dewa Muliana di bidang seni lukis Wayang Klasik.
Sekda Gede Susila memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pengurus majelis pertimbangan dan pembinaan kebudayaan (Listibya) Kabupaten Tabanan yang memprakarsai untuk melaksanakan seminar seni tersebut.
“Kita sangat menyadari beberapa tahun Listibya kita belum melaksanakan kegiatan yang maksimal tetapi di tahun ini tahun 2024, bersamaan dengan perayaan bulan bung karno ini, Listibya Kabupaten Tabanan bangkit kembali untuk menciptakan seni di Tabanan ini,’ ujarnya.
Pelaksanaan seminar dengan tema Singasana Wirasa Mahalango tersebut, menurutnya sangat sesuai dengan visi pemerintah Kabupaten tabanan menuju Tabanan yang aman unggul dan madani.
Hal ini juga diperkuat dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2020 tentang penguatan dan pemajuan kebudayaan. Sehingga seni budaya benar-benar dapat menjadi benteng ketahanan masyarakat Tabanan dalam menghadapi dinamika nasional dan global.
Susila juga menyoroti salah satu contoh kebablasan yang diketahui saat ini adalah tarian joged bumbung yang dalam praktiknya beberapa kali di luar pakem yang ditentukan.
Melalui seminar tersebut, pihaknya berharap dapat memberikan edukasi dan pengetahuan agar bagaimana masyarakat dapat membentengi diri agar pelestarian adat dan seni budaya tetap lestari sesuai dengan pakemnya.
“Maka dari itu saya sangat berharap kepada generasi muda untuk menumbuhkan rasa memiliki maupun kebersamaan di bidang seni budaya, pada dasarnya juga untuk membangkitkan rasa bangga kepada tanah kelahiran. Jele melah gumi gelah, jele melah nyame gelah. Inilah yang disebut militansi Tabanan Era Baru,”
“Sebagaimana yang kita ketahui, Tabanan yang kaya dengan maestro seni salah satunya Bapak I Ketut Maria dengan hasil karya tariannya yang mendunia, langkah-langkah beliau harus ditiru oleh generasi muda untuk memajukan potensi seni budaya yang ada di Tabanan” tegas Susila.
Di kesempatan yang sama, selaku Ketua Panitia, I Made Wardana, menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Bupati atas dukungan yang diberikan dalam mewujudkan perhelatan seminar seni tersebut.
Pihaknya berharap melalui seminar tersebut dapat memberikan manfaat baik bagi di dunia pendidikan sebagai unsur penunjang penyelenggaraan pendidikan juga bagi masyarakat tabanan untuk menjadi forum introspeksi dan evaluasi.
Turut hadir dalam seminar yakni Ida Tjokorda Anglurah Tabanan, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Kepala Bagian terkait di lingkungan Setda, para peserta yang mengikuti seminar, beserta undangan terkait lainnya. (ana)