Bersiap Hadapi Musim Hujan Pertengan November, BPBD Tabanan Petakan 2 Daerah Rawan Bencana

(Ilustrasi) Evakuasi warga yang terkena banjir di Perumahan Panorama Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
(Ilustrasi) Evakuasi warga yang terkena banjir di Perumahan Panorama Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan akan terjadi di Bali bagian tengah pada pada pertengahan bulan November ini. Termasuk di wilayah Kabupaten Tabanan.

Terkait hal tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi musim hujan tersebut.

Khusunya masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar meningkatkan kewaspadaan adanya banjir saat musim hujan dan menjaga kebersihan sekitar.

Baca Juga:  Tabanan Bebas Bicara, Cawabup Sengap Ajak Diskusi Anak Muda dan Mahasiswa Tabanan

“Kami imbau kepada masyarakat untuk kesiapan mereka dalam peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan. Intinya tetap menjaga kebersihan, jangan membuang sampah ke sungai, ke selokan,” ucap Kepala BPBD Tabanan I Nyoman Srindha Giri, Kamis (9/10/2023).

Berkaca dari bencana alam yang terjadi beberapa bulan lalu, pihaknya telah memetakan daerah rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor yang sering terjadi saat musim hujan.

Baca Juga:  KPU Tabanan Petakan 3 Wilayah Ini Rawan Bencana di Pilkada Serentak 2024

“Daerah yang paling rawan terjadi bencana yakni di Kecamatan Penebel dan Kecamatan Pupuan,” ungkap Srinadha Giri.

Terkait kesiapan sarana dan prasaran untuk penanganan bencana nantinya, Srinada menyebut sudah mempersiapkannya. Namun, saat ini BPBD Tabanan memerlukan mobil skylift atau mobil potong kayu pohon perindang.

“Kami kurang satu mobil skylife. Biasanya jika perlu alat pemangkas pohon saat ada pohon tumbang kami meminta bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” katanya.

Pihaknya sudah mengajukan permohonan bantuan mobil skylife ini kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dengan perkiraan harga mencapai Rp3 miliar.

Baca Juga:  Diduga Terpeleset Saat Mandi, Nenek 83 Tahun Ditemukan Tewas di Irigasi Subak

“Kami sudah pernah usulkan ke BNPB bulan Maret 2023. Namun, belum ada jawaban sampai sekarang,” imbuhnya. (ana)