Hari Kedua, Api di TPA Mandung Mulai Terkendali, Pengiriman Sampah Masih Ditutup

Situasi terkini TPA Mandung.
Situasi terkini TPA Mandung.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Kobaran api yang membakar sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Tabanan hingga Minggu (15/10/2023) sore, sudah bisa dikendalikan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan, I Gusti Putu Ekayana mengatakan, api di TPA Mandung sudah bisa dikendalikan, meskipun bara api yang ada di bawah tumpukan sampah masih membara.

“Bara api masih aktif karena di bagian bawah ada gas metan sehingga bara api tetap aktif,” ujarnya.

Ekayana mengatakan, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga TNI terus melakukan upaya pendinginan dengan cara menyemprotkan air pada bagian atas bukit sampah secara berkala, sehingga membuat area atas menjadi lembab.

“Penyiraman dilakukan di seluruh area, mulai dari area yang sudah terbakar atau area yang belum terbakar. Itu dilakukan secara berkala dalam selang waktu beberapa jam sekali,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pasutri Tewas Mengenaskan Usai Ditabrak Truk di Baturiti

Untuk sementara waktu, TPA Mandung ditutup untuk aktivitas pembuangan sampah sebab 70 persen lahan dari luas 2,7 hektare sudah terbakar.

“Kami tidak bisa memastikan penutupan sampai kapan. Untuk sampah di Kota Tabanan, sementara kami kirim ke Kelating. Rata-rata per hari kami mengirim sampah sampai 110 ton,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepada Bidang Pemadam Kebaran Satpol PP Tabanan I Wayan Suakta mengatakan, ada tiga mobil pemadam kebakaran yang disiagakan untuk memadamkan api di TPA Mandung. Sedangkan, dua mobil damkar lainnya disiagakan di pos damkar sebagai antisipasi jika ada kebakaran di Kabupaten Tabanan. Adapun personal yang bertugas mencapai 30 orang.

“Saat ini sudah ada tanda-tanda api padam karena sudah timbul asap putih yang artinya api sudah bisa diatasi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pemancing Tenggelam di Pantai Pandawa Ditemukan Meninggal

Meskipun demikian, lanjut Suakta, pihaknya masih terus menyemprotkan air di seluruh permukaan sampah sebagai pendinginan agar nanti api tidak muncul lagi dan meluas hingga ke pemukiman warga mengingat di sekitar TPA terdapat perumahan.

“Sekarang pendinginan saja karena gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah sekitar 15 meter yang menjadi pemicu timbulnya kebakaran,” ungkapnya. (ana)