PANTAUBALI.COM, TABANAN – Tangkapan ikan sejumlah nelayan di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Tabanan mengalami penurunan akibat cuaca yang kurang baik untuk ikan di perairan Tabanan.
Ketua Nelayan Yeh Gangga Kadek Wita mengatakan, turunnya jumlah tangkapan terutama untuk ikan Layur yang mejadi tangkapan utama nelayan.
“Ada ikan, tapi bukan ikan utama yang biasa ditangkap nelayan yakni Layur,” jelasnya, Senin (11/9/2023).
Menurutnya, tidak adanya ikan dikarenakan faktor minim hujan sehingga tidak adanya lumpur yang bercampur dengan air. Sebab, ikan memang akan muncul ketika ada hujan dan air berlumpur.
“Untuk cuaca saat ini baik. Ombak turun. Sayangnya memang ikan tidak terlalu banyak. Hanya ada lobster saja,” ungkapnya.
Wita menambahkan, saat ini nelayan hanya bisa menangkap ikan campuran yang laku dengan harga Rp15 ribu. Misalnya, ikan cotek dan ikan aram-aram.
“Layur belum ada, karena menjauh. Makanya saya bingung, peralatan sudah lengkap namun tidak ada hujan,” ucapnya.
Sementara itu, Wita mengaku, para nelayan di Yeh Gangga hingga saat ini tidak ada kesulitan untuk mencari Pertalite sebagai bahan bakar utama perahu.
Namun, ada wacana dari pemerintah pusat yang disampaikan melalui dinas perikanan Tabanan bahwa akan ada penggantian BBM jenis Pertalite ke jenis Pertamax 2.
“Lancar saja kalau beli bensin (pertalite). Tapi Pertalite mau dihapus, tidak ada Pertalite lagi dari rapat kemarin dengan dinas perikanan,” ucapnya.
Para nelayan masih berharap akan tetap ada Pertalite. Namun, solusi dengan Pertamax 2 yang kabarnya dengan harga yang sama, maka nelayan juga menerima.
“Harganya katanya sama. Kalau yang Pertamax asli harganya lebih mahal. Kualitas Pertamax 2 itu sama dengan Pertalite,” jelasnya.
Untuk kebutuhan melaut, nelayan biasanya membutuhkan sekitar 20 liter untuk pulang pergi. “Sedangkan untuk mancing biasa paling tidak hanya lima liter,” imbuhnya. (ana)