Sisi Unik Pura Luhur Pekiyisan di Desa Babahan

Pelinggih Ratu Malen di Pura Luhur Pekiyisan di Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.
Pelinggih Ratu Malen di Pura Luhur Pekiyisan di Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Pura Luhur Pekiyisan Beji Agung Sad Kayangan Jagat Luhur Batukaru yang terletak di Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Tabanan, menjadi menjadi salah satu pura yang menyimpan banyak keunikan.

Pura yang diperkirakan berdiri sejak zaman megalitikim ini menjadi salah satu tempat penyucian Ida Bhatara yang berstana di Pura Luhur Batukaru.

“Biasanya penyucian Ida Bhatara dilakukan setiap 20 tahun sekali, karena bergantian dengan penyucian di Pura Luhur Tanah Lot,” kata Bendesa Adat Babahan Made Sukawana, Kamis (10/8/2023).

Baca Juga:  Atlet Petanque Tabanan Raih Medali Emas dan Perak di Kejurnas Junior 2024

Ia menjelaskan, pura Luhur Pekiyisan memiliki pelinggih utama yakni Pelinggih Persimpangan Luhur Tanah Lot dan pekendungan, Pelinggih Manik Sakti, Pelinggih Simpangan Ida Rsi dan Pesimpangan Luhur Batukau.

Masyarakat yang akan melakukan persembahyangan di Pura Luhur Pekiyisan wajib membersihkan diri di beji yang terletak di sebelah timur pura.

“Sebelum melakukan persembahan ke area dalam pura, pemedek wajib membersihkan diri dulu ke beji,” ucapnya.

Ia menyebut, para pemedek atau penangkil juga bisa bersembahyang di tiga pura yang berada di jaba sisi. Pura tersebut diyakini masyarakat memiliki fungsinya masing-masing.

Baca Juga:  Mulyadi-Ardika Sembahyang dan Tabur Bunga di TPB Margarana

Seperti pura Ratu Malen untuk memohon kebijaksanaan karena perwujudan tokoh pemasangan yakni Malen yang dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kewibawaanya. Pura ini terletak di Barat Pura Luhur Pekiyisan dan berdekatan dengan aliran Sungai Yeh Ho.

Kelihan Adat Banjar Babahan Tengah I Nyoman Sarkayasa mengatakan para pejabat pemerintahan sering datang untuk memohon kebijaksanaan.

“Mereka biasanya nangkil saat Purnama atau Tilem dengan membawa banten biasa atau pejati,” ungkapnya.

Kemudian, di sisi Selatan Pura Ratu Malen ada Pura Sri Sedana atau Rambut Sedana yang diyakini masyarakat untuk memohon kesejahteraan. Pura ini dikaitkan dengan subak di Bali sebagai sistem pengairan sawah.

Baca Juga:  1.154 Orang PPPK Guru dan Penyuluh Pertanian Ikuti Orientasi 

Selain itu, terdapat Pura Pecalang atau Jagabaya yang dijadikan sebagai tempat memohon kewibawaan sekaligus taksu, baik seni maupun usaha.

Taksu ini merupakan kemampuan atau daya kreatifitas yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang.

“Bagi mereka, seka pementasan seperti arja atau kesenian lainnya biasa nangkil kesini sebelum pentas,” ungkapnya. (ana)