PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dinas Pertanian Provinsi Bali menyebut kasus rabies di wilayah Kabupaten Tabanan masih tergolong aman.
“Tabanan aman dan belum ada kasus kematian akibat rabies,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunada, saat meninjau vaksinasi rabies di Wantilan Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Rabu (5/7/2023).
Meskipun data terbaru menunjukkan sebanyak 13 kasus positif rabies telah terjadi. Bahkan kasus terbaru terjadi pada hewan penular rabies (HPR) jenis kera di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan pada 26 Juni lalu.
Diketahui, kera peliharaan yang menggigit pemiliknya itu tertular rabies dari salah satu anjing yang telah positif.
Sunada menyebut, kasus gigitan kera positif rabies ini pun menjadi kasus pertama di Bali. “Sebelumnya tidak ada. Tahun lalu juga,” sambungnya.
Terpisah, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Tabanan I Gede Eka Parta Ariana menyebut, untuk mencegah penularan rabies pada kera khususnya kera liar yang ada di beberapa wilayah Tabanan. Vaksinasi difokuskan untuk hewan penular lain seperti anjing.
“Vaksinasi pada kera liar tidak bisa dilakukan karena kesulitan menghandle. Jadi kami fokus lakukan vaksinasi pada hewan penular yang sering kontak dengan mereka,” terangnya.
Eka menyebut, stok vaksin di Tabanan saat ini masih tersisa 600 dosis dari total yang diterima dari provinsi sekitar 35.000 dosis vaksin.
“Total alokasi vaksin itu sudah habis disebar ke masing-masing Puskeswan dan besok akan dibantu dari Provinsi lagi sebanyak tiga ribu vaksin,” katanya.
Sementara itu, estimasi populasi anjing di Tabanan pada tahun 2023 yakni mencapai 62.104 ekor. Namun, vaksinasi baru mencapai 54,90 persen atau hampir 35.000 ekor HPR dari target yang ditentukan yakni 80 persen.
Menurutnya, target tersebut seharusnya tercapai pada bulan lalu. Namun, penyaluran vaksin sempat mengalami kendala sehingga sampai saat ini target belum tercapai.
“Kami upayakan target vaksin 80 persen tercapai bulan depan atau Agustus,” sebutnya. (ana)