PANTAUBALI.COM, Badung – Yowana Desa Adat Kerobokan menggelar lomba Gebokan dan Canang Sari dengan tema besar ‘Ngerobok’ Dalam rangka pelestarian tradisi budaya Bali.
Acara ini dipusatkan di Pura Desa Lan Puseh, Desa Adat Kerobokan, Minggu (8/1/2023) sore ini diikuti oleh 52 banjar se-desa adat Kerobokan.
Pantauan PantauBali, anak-anak muda hingga remaja dan para orang tua semua berkumpul untuk menyaksikan festival yang digelar di sepanjang jalan Kerobokan.
Perihal acara tersebut,Bendesa adat Kerobokan Anak Agung Putu Sutarja ditemui di lokasi Minggu (8/1/2023) malam mengatakan bahwa tema Ngerobok kali ini ‘Wimuda, Winata dan Wiwerda,”.
Tema ini, memiliki makna anak muda dan orang tua dari klasifikasi umur dari remaja hingga orang tua di Kerobokan dapat menyatu untuk mengajegan seni tradisi di desa adat Kerobokam.
“Jika sudah bersatu kita yakin semua anak-anak kita generasi penerus bisa melakukan apa yang dilakukan orang tua, ini akan kita lestarikan,” tandasnya.
Tradisi ini kata dia sudah berlangsung sejak dirinya menjabat yakni tahun 2018. Pada 6 bulan yang lalu hingga digelar festival Ngerobok dari Penjor.
Tujuan Festival ini sendiri kata dia membangkitkan semangat desa adat Kerobokan untuk menyambut hari Raya Galungan dan Kuningan.
“Ke depan tradisi ini akan kita lestarikan mungkin bisa tahun depan Ngerobok Ngelawar,” pungkas dia.
Sementara itu, di lokasi ratusan ibu-ibu juga sudah cantik dan berhias adat Bali.
Mereka nampak bersemangat mempamerkan gebokan – gebokan cantik berderet. Acara yang sedianya digelar pukul 17.00 wita ini berjalan lambat, Meski demikian, para warga tetap duduk ditempat menunggu hingga acara dimulai.
Tinggi gebokan sendiri mencapai 1 meter dan wajib menggunakan buah lokal.(PB07)