TABANAN – Pantaubali.com – Dalam rangka merayakan Hari Bumi, Diageo Indonesia menyumbangkan produk terazo berupa wastafel dan meja hasil daur ulang dari botol kaca kosong ke Kantor Desa Nyambu, Tabanan, Bali. Kegiatan bertajuk “Bersama untuk Bumi” ini menekankan kolaborasi aktif Diageo Indonesia Bersama Kopernik dengan berbagai pihak di Bali seperti hotel, pengelola sampah, serta pengrajin dalam upaya nya menjaga kelestarian bumi melalui program upcycling.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Diageo untuk mengubah kemasan berkelanjutan sebagaimana digariskan dalam rencana aksi Society 2030: Spirit of Progress.
Proses perjalanan daur ulang botol kaca bekas menjadi produk terazo yang berguna juga dijelaskan kepada seluruh peserta di dalam kegiatan ini. Daur ulang botol kaca bekas menjadi produk berguna lain seperti yang dilakukan Diageo tergolong sebagai kegiatan upcycling. Sebelum menjadi produk terazo seperti wastafel atau meja, botol kaca bekas produk Diageo dikumpulkan dari hotel Titik Dua di Ubud, Bali.
Pada tahap awal program ini, sebanyak 700 botol kaca termasuk produk Diageo berhasil dikumpulkan dengan total berat botol yang terkumpul mencapai 270 kg. Botol bekas yang terkumpul lalu dihancurkan menjadi pecahan kaca yang kecil setelah tutup dan stiker labelnya dikeluarkan. Pecahan kaca tersebut dipisahkan berdasarkan warna yaitu bening, hijau, biru, coklat, dan olive, yang kemudian diangkut menuju pengrajin terazo di wilayah Mengwi, LMK Terrazzo.
Pecahan kaca inilah yang menjadi bahan dasar pembuatan wastafel dan meja terazo yang kemudian disumbangkan ke Kantor Desa Nyambu, Tabanan, Bali.
“Kami senang dan berterima kasih atas hibah serta inisiatif dari Diageo di Desa Nyambu. Besar harapan produk-produk hasil upcycle ini tidak hanya berguna dari segi fungsi, tapi juga dapat menjadi simbol dijunjungnya pariwisata keberlanjutan di Desa Nyambu,” demikian disampaikan oleh Perbekel Desa Nyambu, I Nyoman Biasa.
Inisiatif ini juga merupakan bagian dari komitmen Diageo dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Desa Nyambu yang telah berlangsung sejak tahun 2015 lalu. Kedepannya, melalui kerja sama dengan Kopernik, sebuah organisasi berbasis di Bali yang fokus pada penelitian dan pengembangan untuk menemukan solusi efektif yang berpotensi menjawab isu sosial dan lingkungan, Diageo akan terus bekerjasama serta mendorong para pemangku kepentingan termasuk industri pariwisata dalam melakukan dan mempromosikan daur ulang gelas.
“Diageo dipandu oleh tujuan rencana aksi 10 tahun Society 2030: Spirit of Progress dan kami berkomitmen untuk membangun dunia yang rendah karbon dan tanpa limbah,” kata Dendy Borman, Direktur Corporate Affairs, Diageo Indonesia.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan Kopernik untuk membantu kami memenuhi janji ini untuk mengurangi limbah kaca yang terjadi dan bermitra bersama Desa Nyambu dalam program Desa EcoWisata dalam penerapankeberlanjutan lingkungan. Bersama inovasi terbaru kami pada pengemasan sirkulartertutup yangjuga baru diluncurkan, Program upcycle ini merupakan langkah penting ke arah yang benar untuk berinovasi dan memodelkan solusi yang lebih berkelanjutan untuk Diageo di Indonesia.
”Pada tahun 2022, Diageo bersama Kopernik berencana untuk meningkatkan kapasitas pengumpulan botol kaca bekas untuk didaur ulang melalui kerja sama dengan lebih banyak kafe, restoran, serta hotel di Bali. Sebanyak 2.000 botol ditargetkan akan terkumpul di pertengahan tahun, serta 3.000 botol masing-masing di kuartal ketiga dan keempat tahun ini”, paparnya.
Sembari Dirinya menambahkan, Botol kaca yang terkumpul dan dihancurkan dengan seksama akan digunakan untuk kebutuhan daur ulang.(Rilis)