TABANAN – Pantaubali.com – Hujan yang menguyur beberapa hari ini di daerah Tabanan akhirnya kembali menimbulkan longsor.Saat ini musibah longsor terjadi pada jembatan menuju Perumahan Graha Asri Persada di perbatasan Banjar Penyalin Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan dengan Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan,Jumat (15/1) malam pukul 21.20 wita.
Dari pantauan dilapangan,Sabtu (16/1) jembatan jebol tepat disisi bagian utara sepanjang 4 meter dari arah selatan dengan lebar kurang lebih 6 meter. Untuk sementara akses jalan ke perumahan ditutup dengan dipasang garis polisi juga.
Terkait musibah tersebut menurut salah satu warga di sekitar perumahan tersebut Gusti Ketut Subrata mengatakan,jembatan jebol terjadi pada Jumat malam kurang lebih Pukul 21.20 wita saat ada hujan lebat. Menurut pengamatanya, penyebab dari jembatan jebol tersebut dikarenakan,tanah yang labil serta adanya pembuangan air dari perumahan atas tanpa melalui got (drainase).
“Saya sempat lewat pukul 19.00 wita, waktu itu belum jebol, jebolnya jembatan tak terdengar,” katanya.
Sebelum jembatan jebol, kondisinya sudah terlihat retak dibagian tengah dari jalan diatas jembatan.
“Awalnya sudah retak dibagian tengah itu, kemudian adanya hujan lebat sehingga tanah pondasi jembatan tak kuat menyangga,” jelasnya.
Saat ini kendaraan dilarang lewat karena dikhawatirkan jembatan putus. Jalur menuju Perumahan Graha Asri Persada adalah jalur alternatif. Jika terjadi kemacetan parah dijalur nasional kendaraan kecil diarahkan ke Perumahan Asri Graha menuju wilayah Gilimanuk.
“Jalan sementara waktu tidak bisa lewat, kalau mau ke Tabanan kita harus putar balik,” ucapnya.
Saat dikonfirmasi via HP Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Sucita mengatakan,sejumlah bencana yang terjadi di Tabanan sudah ditangani tim gabungan dan masyarakat. Termasuk jalan jebol menuju Perumahan Graha Asri Persada sudah ditinjau langsung bersama Sekda Tabanan Gede Susila, TNI, Polri dan Dinas PUPRPKP Tabanan.
“Pengecekan telah dilakukan,” katanya.
Terkait penangan jebol ini, karena statusnya milik pengembang bisa dibantu lewat dana bansos atau bernama dana bantuan pihak ketiga di tahun 2021. Namun karena estimasi kerugian mencapai diatas Rp 200 juta tidak bisa dibantu lewat dana bansos atau dana bantuan pihak ketiga.
“Sekarang kita tengah mencari celah bantuan dulu, kemungkinan akan diajukan ke Provinsi Bali. Dinas PU sedang lakukan kajian,” sebutnya.
Jika dilihat dari pantauan dilapangan, jembatan jebol kemungkinan tanahnya labil karena tanah urugan. Sebab dibawah jembatan adalah Sungai Yeh Empas.
“Ya tanahnya mungkin labil karena intensitas hujan sangat lebat beberapa hari ini,” pungkasnya.