SINGARAJA – Pantaubali.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) mengalokasikan dana Rp 3 Miliar membeli beras hasil petani lokal Buleleng. Nah, beras tersebut akan digunakan sebagai cadangan pangan di tengah penademi Covid-19.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Gede Melandrat menjelaskan, pihaknya akan segera berkordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian untuk mengisi cadangan pangan pemerintah daerah di tengah mewabahnya Virus Corona.
“Saat ini memang petani di Buleleng sedang memasuki panen raya. Kami belum tahu pasti berapa total produksi beras di Buleleng. Ini yang kami bahas, sehingga perlu dikordinasikan dengan instansi terkait,” ungkap Kadis Melandrat, Minggu (26/4).
Kadis Melandrat merinci, saat ini terdapat 25 penyosohan beras di Buleleng, memiliki kapasitas produksi mencapai 3.000 ton per bulannya, atau 10 ton per hari. Produksi ini, belum bisa memenuhi kebutuhan beras di Buleleng. Dimana tiap bulannya pemenuhan beras mencapai 6.500 ton.
“Jadi jika dibandingkan dengan kemampuan menyosoh beras, sebenarnya kita deficit beras di Buleleng. Nah, untuk itu sesuai instruksi Bupati Buleleng kami wajib siapkan cadangan pangan,” terangnya.
Kadis Melandrat mengaku sedang berkordinasi dengan Badan urusan Logistik (Bulog) di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt terkait kapasitas penampungan cadangan pangan milik Buleleng. Hasilnya Bulog hanya mampu menampung maksimal sebanyak 200 ton.
“Harapannya, beras-beras di Buleleng bisa digunakan untuk cadangan pangan untuk Pemerintah Daerah, mengantisipasi kemungkinan terburuk. kami belum berpikir proses pendistribusiannya. Ini sifatnya saving (simpan) untuk kondisi terburuk di tengah Pandemic Covid-19,” imbuhnya.
Ketika ditanya berapa ton beras yang bisa diperoleh dari anggaran Rp 3 Miliar itu?
Birokrat asal Desa Tejakula mengaku belum berani memastikan berapa jumlah total cadangan beras yang nantinya digunakan sebagai cadanga.
“Begini, asumsi di pasaran, harga beras maksimal sekitar Rp 10 ribu per kilo. Jadi, tinggal dikalkulasikan saja. Kembali lagi, beras Rp 3 miliar ini sifatnya saving. bukan untuk didistribusikan kepada masyarakat,” tutupnya.