Pantaubali.com – Tabanan – Manager DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa mengatakan, Festival Jatiluwih III tahun 2018 yang akan berlangsung pada 14-15 September mendatang, ditargetkan mampu meningkatkan kunjungan ke DTW ini hingga 50 persen. Yakni, 2.400 wisatawan perhari pada saat high seasion.
“Kalau hari biasa saat bulan rame yang biasanya terjadi pada Agustus mencapai 1.600 wisatawan perhari, setelah itu pada bulan biasa biasanya mencapai 1000 wisatawan perhari,” saat jumpa pers di Restaurant Gong Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Kamis (6/9) kemarin.
Tapi, tambahnya, saat bencana Gunung Agung juga sempat menurun, banyak yang batal. “Kendatipun ada bencanan gunung agung secara keseluruhan, setiap tahun terus mengalami peningkatan,” ungkapnya.
Adapun agenda dalam festival dengan konsep “Matha Subak’ (Ma = manusia, Tha = Tuhan) berlandaskan Tri Hita Karana yang berlangsung selama dua hari ini, yakni parade budaya, kolaborasi seniman nasional dan seniman Jatiluwih.
Seperti Gilang Ramadhan dengan atraksi Tebuk Lesung (proses pembuatan beras secara tradisonal, red), menjukut (membersihkan padi dari tanaman penggangu, red) massal, kolaborasi seniman bambu Eko Parwoto dengan masyarakat pengrajin bambu Jatiluwih, lomba fotografi dan video dengan hadiah total Rp10 juta, serta atraksi budaya lainnya.
Sementara untuk anggaran festival ini, jelasnya, dari Kementerian Pariwisata Rp100 juta, Dekon Propinsi Rp170 juta, dan Pemda Tabanan Rp200 juta. “Sedangkan dari manajemen operasional kita persiapkan Rp300 juta sampai dengan Rp500 juta,” pungkasnya. kyk