Pantaubali.com-Buleleng-Warga Desa di dua kecamatan Buleleng Bali,yang terkena dampak Bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor,mengalami krisis Air Bersih karena saluran air di wilayah tersebut rusak karena Bencana.
Hingga saat ini Warga yang menjadi korban Bencana Banjir bandang dan tanah longsor di 14 desa yang terdiri dari 2 Kecamatan di Buleleng masih melakukan pembersihan sisa material yang di sebabkan oleh Tanah longsor dan Banjir Bandang.
Sejumlah Bangunan yang menghalangi saluran irigasi juga sudah secara perlahan mulai di bongkar warga,meski hanya menggunakan alat sederhana,mengingat pasca terjadinya Bencana tersebut mengakibatkan warga yang menjadi korban Longsor dan Banjir Bandang mengalami krisis air bersih.
Kepala pelaksana BPBD Buleleng I Made Subur yang terjun langsung di lokasi bencana,sampai saat ini masih ikut membantu warga untuk melakukan pembersihan material bencana,selain itu Pihak BPBD juga masih melakukan penghitungan,terhadap kerugian yang di alami masyarakat,sehingga pihaknya lebih mudah untuk memetakan Bantuan yang nantinya akan di berikan kepada seluruh Korban Bencana.”sampai saat ini Baru Ada Tujuh Desa yang sudah Terdata dan menyampaikan laporanya,dan masih ada Tujuh Desa lagi yang masih dalam proses penghitungan.”terkait bencana ini,BPBD juga akan segera berkordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan juga Pemerintah Pusat untuk penanganan Bencana yang terjadi di 14 Desa dari Dua Kecamatan tersebut.”tegas I Made Subur
Sementara ini Pemerintah Kabupaten Buleleng sudah mengirimkan Bantuan Logistik dan juga Kebutuhan Sembako,selain itu juga memberi Bantuan air Bersih agar bisa di Konsumsi oleh masyarakat yang menjadi korban Bencan tersebut.
Bencana Tanah Longsor dan Banjir Bandang yang terjadi di dua Kecamatan Seririt dan Kecamatan Banjar ini terdampak langsung terhadap 14 Desa yaitu,Desa Gesing,Desa Munduk,Desa Gobleg,Desa Banyuatis,Desa Pedawa,Desa Dencarik,Desa Banjar,Desa kalianget,Desa Lokapaksa,Desa Bestala,Desa Mayong,Desa Tirta sari,Desa Kayu Putih dan Desa Tampekan.
Kerugian yang di sebabkan dari Bencana tanah longsor dan banjir bandang pada tanggal 25/01/2018 kemarin,di perkirakan melebihi dati 3 Miliar dan baru ada Tujuh Desa yang sudah melengkapi Data Kerugian,dan masih ada Tujuh yang masih dalam proses penghitungan.
Perbaikan saluran irigasi Pertanian dan saluran air Bersih dan akses jalan penghubung antar Dusun dan Desa,akan menjadi prioritas penanganan pasca Bencana.